Wow, Hobi Main Lego Bisa Membawa Anak Masuk Universitas Elit
VIVA – Sering-seringlah bermain lego usai membaca artikel ini. Karena menurut sebuah penelitian yang dilakukan di Jepang, ternyata mereka yang lulus masuk universitas bergengsi dulunya sering bermain lego semasa masih anak-anak.
Lego adalah mainan kuno, lego pertama dibuat hampir 60 tahun lalu. Sejak saat itu, anak-anak dari setiap generasi bermain dengan lego, dan orang dewasa ikut serta dalam kesenangan tersebut. Bermain lego benar-benar menakjubkan karena setiap anak atau dewasa bisa membangun dan membentuk apapun, dan tak sedikit yang berhasil membangun hal menakjubkan dari benda kecil warna warni itu, seperti figur animasi, karakter utama permainan, istana, kendaraan, sushi dan lainnya, hingga tak terbatas.
Tapi bukan hanya untuk bermain-main. Menurut sebuah studi yang dirilis oleh Lego Jepang minggu lalu, Lego ternyata membantu menyiapkan anak-anak untuk hidup sebagai siswa elit. Studi itu melibatkan 100 lulusan dari enam sekolah elit di Jepang (Universitas Tokyo dan Waseda, Keio, Hosei, Meiji dan Rikkyo) tentang kebiasaan mereka saat masih kecil dan bagaimana mereka berpikir hal itu memengaruhi perkembangan mereka.
Rupanya, lebih dari 60 persen lulusan dari masing-masing universitas itu mengklaim bahwa mereka bermain lego saat masih kecil, dan lebih dari 92 persennya mengatakan tak menggunakan kertas petunjuk saat bermain, dan justru membangun dari angan-angan.
Lebih lanjut, seperti dilansir Soranews24, Senin, 19 Maret 2018, saat ditanya bagaimana mereka berpikir Lego bisa meningkatkan perkembangan otak, lebih dari setengah responden mengaku bermain lego meningkatkan konsentrasi, kemampuan spasial dan kreativitas. Pengamat pendidikan, Yukio Ishikawa memuji lego sebagai hal yang baik untuk imajinasi dan kreativitas, dan mengklaim itu juga meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah, karena anak dipaksa untuk berpikir bagaimana membangun apa yang mereka lihat dalam mata pikirannya.
Jurnalis pendidikan, Toshimasa Oota menambahkan dengan mengatakan lego juga sebagai stimulus pada imajinasi dan semangat untuk menyelidiki, yang kurang bisa ditemukan dalam tugas sekolah pada umumnya.
Sato mama, aktivis pendidikan dan juga ibu empat orang anak, yang telah berhasil mengantarkan semua anaknya melewati sulitnya ujian masuk Universitas Tokyo jurusan kedokteran, mengatakan bahwa dia mengizinkan anak-anaknya untuk bermain lego sejak usia dua tahun. Menurutnya hal ini bagus untuk mengembangkan kemampuan otak, mereka bisa bermain dengan tangan dan menyentuh balok dengan jari.
Meski studi tersebut tak menunjukkan hasil, hanya sebuah hubungan, fakta yang muncul cukup menarik. Bahwa bermain lego bisa mendorong kapasitas psikis anak.