Tips Sederhana Atasi Anak Kecanduan Gadget
- Istimewa
VIVA – Orangtua seringkali tidak memahami bagaimana membantu anak mengatur waktu untuk membatasi mengakses gawainya. Hal ini tentu saja memicu risiko anak jadi kecanduan yang akhirnya berdampak pada gangguan di otak.
Otak memproduksi hormon yang dinamakan dopamin. Bahan kimia alami dari otak ini hadir saat tubuh mengalami rasa senang usai menjalankan hal yang disukai. Bahkan, dopamin tersebut bisa berfungsi mengurangi rasa sakit yang dirasakan tubuh. Namun, apa kaitannya dopamin dan bermain gawai?
Dilansir dari laman The Parenting Place, obat-obatan seperti amfetamin dan nikotin serta obat dengan efek pemberi rasa bahagia dapat meningkatkan dopamin. Nyatanya, dopamin juga dapat terbentuk dari sumber yang ada di rumah yakni layar gawai yang dimainkan anak.
Ribuan ahli software profesional dan perancang game, bekerja keras untuk membuat orang-orang keranjingan dengan layar gawainya. Jadi, saat Anda meminta anak berhenti mengakses gawainya, baik ketika bermain game atau berselancar, sama saja dengan menghentikan produksi dopamin di tubuhnya yang membuat ia merasa buruk.
Maka, hal yang paling tepat Anda lakukan dengan memasang waktu dan batasan pada pemakaian gawai, tapi tambahkan dengan informasi yang menambah pemahaman serta empati anak. Beri anak wadah menambah dopamin di tubuhnya melalui aktivitas di klub bola, saling bercanda, bermain dengan teman, hingga permainan yang dilakukan secara nyata.
Dorong anak untuk beraktivitas di luar, tentu dengan hal positif, agar ia bisa melepas keranjingan gawainya secara perlahan. Namun, Anda harus bersabar menghadapi proses perubahan yang terjadi pada anak.
Anda bisa bantu si kecil untuk memilah aktivitas seru untuknya dan membuat kebiasaan baru yang lebih positif ini menjadi kebiasaan sehari-hari. Jangan lupa, tambahkan empat rumus untuk memicu semangat anak dalam beraktivitas, yaitu dukungan, senyuman, kasih sayang, serta penghargaan.