Lima Tipe Orangtua, Anda Termasuk yang Mana?

Ilustrasi ayah dan anak.
Sumber :
  • Pixabay/ blanca_rovira

VIVA – Tugas pengasuhan pada anak bisa jadi hal yang cukup menantang bagi setiap orangtua. Tapi mendidik diri sendiri tentang gaya mengasuh yang benar akan memiliki dampak positif pada kebahagiaan dan kesuksesan anak di masa kini dan selamanya.

Demikian kata Dr. Ilona Boniwell, pakar psikologi keluarga terkemuka di dunia seperti dikutip dari laman Pshychologies. 

Terkait dengan gaya asuh itu, ada bermacam-macam. Ilona memaparkan tipe orangtua berdasarkan gaya asuh yang mereka terapkan pada anak. Kategori ini dikemukakan dengan mengacu pada penelitian. Nah, sangat mungkin Anda adalah satu di antara tipe orangtua berikut ini. 

Orangtua Cuek
Garis besar dari gaya pengasuhan ini adalah Anda bersikap cenderung cuek terhadap keperluan anak. Bukan berarti Anda tak peduli. Tapi justru dengan tidak menunjukkan perhatian yang berlebihan, Anda ingin anak menjadi pribadi yang mandiri. 

Anda tidak pernah memeriksa hasil belajar anak, tidak menanyakan bagaimana hari-harinya di sekolah, bahkan ketika anak memanggil minta diperhatikan, Anda malah berkata: "Papa sedang menelepon kantor."

Menurut penelitian, pola asuh demikian membuat anak merasa tak dicintai dan ditolak, serta menghasilkan kompetensi sosial dan akademik yang buruk pada anak.

Ilustrasi orangtua dan anak.

Orangtua otoriter
Anda kerap berteriak dan menghukum anak setiap kali ia berbuat kesalahan. Anda cenderung mengatur dan tak memberi anak kebebasan untuk melakukan hal yang mereka inginkan.

5 Keterampilan Masa Depan yang Perlu Ditanamkan pada Anak Sejak Dini

Anda punya alasan bagus bahwa ini adalah untuk melatih anak memiliki kedisiplinan. Namun penelitian menunjukkan bahwa orangtua otoriter membuat anak tidak bahagia, rendah kepercayaan diri dan tidak bersahabat.

Orangtua permisif
Anda mungkin orang tua permisif, yang selalu ada untuk anak-anak, untuk mendengarkan mereka bercerita, mendukung apa pun keinginan mereka. Namun merasa agak sulit untuk mendisiplinkan dan menegur mereka. 

Moms, Ini Tips Memilih Jajanan Sehat di Musim Hujan

"Boleh, kok, kamu pergi bermain dengan temanmu, tapi jangan lupakan pekerjaan rumahmu, ya," kata Anda memberi lampu hijau pada anak. Beberapa jam kemudian, ketika anak ternyata pulang terlambat dan kelelahan sehingga tak dapat mengerjakan PR, Anda tak marah, malah kasihan melihat dia lemas dan mengantuk. 

Kelihatannya baik. Terkesan Anda adalah orangtua yang sangat penyayang. Tapi, penelitian menunjukkan bahwa gaya mengasuh ini dapat mengakibatkan anak-anak kita kurang dalam pengendalian diri, berprestasi akademis rendah dan lebih cenderung menikmati obat-obatan terlarang.

Anak Rewel Tiap Ibu Pulang Kerja, Psikolog Ungkap Alasannya

Orangtua harimau
Anak-anak dari orangtua harimau tidak bisa bermain game komputer, pergi menginap di rumah teman, atau melakukan sesuatu yang dianggap sebagai pembuang waktu. 

Sebagai gantinya, mereka harus belajar dengan sangat keras di sekolah, dan biasanya mengikuti kurikulum seni atau musik tambahan. 

Ilustrasi marah.

Gaya pengasuhan ini terlalu berlebihan. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dari orangtua harimau tidak berkinerja lebih baik daripada anak-anak dari orangtua berwibawa, dan kemungkinannya tidak masuk ke universitas terbaik.

Orangtua berwibawa
Penelitian telah memperoleh bukti tentang manfaat dari gaya berwibawa yang disebut sebagai cara yang tepat untuk orangtua menerapkan pola asuh. Pola asuh ini menggabungkan responsivitas dan kehangatan yang tinggi terhadap anak dengan tuntutan yang masuk akal, yang secara konsisten ditegakkan.

Prinsip dasarnya adalah: menetapkan batasan dan standar yang jelas, memantau perilaku anak-anak, secara konsisten menerapkan batasan penting, namun membiarkan otonomi anak-anak, dan berkomunikasi dengan mudah namun tidak memonopoli keinginan anak. 

Merasa sulit menjadi orangtua berwibawa? Kuncinya adalah berusaha untuk lebih baik dan memaafkan diri Anda atas semua kesalahan yang akan Anda lakukan selama ini. Bersikaplah positif dalam semangat, dan berlatih setiap hari. Karena parenting melibatkan kesediaan untuk belajar tanpa henti. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya