Olahraga untuk Anak Tak Perlu Terpaku Gender
- pixabay/ skezee
VIVA – Biasanya orangtua cenderung memiliki kebiasaan untuk mengarahkan putra putrinya melakukan jenis olahraga yang sesuai gendernya. Padahal, itu malah akan membuat jurang yang sangat besar antara sifat pria dan wanita.
Jenis olahraga apa saja, ternyata dapat dilakukan oleh kaum pria mau pun wanita. Hanya saja, hal tersebut cenderung dibatasi oleh para orangtuanya.
"Adat dan norma cenderung membatasi anak untuk bisa melakukan olahraga. Mereka dibatasi dengan gender di mana ada olahraga maskulin dan feminim," ujar perwakilan UNESCO Jakarta, Irakli Khodeli, kepada VIVA di Jakarta.
Hal ini, menurut Irakli, malah membuat anak kebingungan menentukan passion yang dimiliki. Sebab, keterbatasan dalam memilih olahraga membuat si kecil tidak lagi bebas melakukan hal yang ia sukai.
"Seperti saya, sejak kecil diarahkan bermain basket karena olahraga yang sangat maskulin. Padahal, saya tidak menyukai olahraga itu dan sekarang saya bingung menyukai olahraga apa yang pas untuk saya," kata dia.
Sejalan dengan itu, perwakilan Komodo Dragons Rugby Club, Jess Djamhoer, menuturkan bahwa masyarakat cenderung banyak membatasi olahraga sesuai gender. Jenis olahraga yang membutuhkan kekuatan fisik besar, dianggap tidak pas untuk wanita.
"Seperti olahraga rugby yang dikatakan hanya untuk kaum lelaki saja. Padahal, olahraga rugby mengajarkan kita untuk kuat tapi saling menghargai rekan satu tim maupun lawan. Intinya, olahraga memiliki makna baik dan bukan sekedar aspek fisik. Sehingga orangtua tidak sepatutnya membatasi olaharaga yang disukai anak, apalagi berdasarkan gendernya," jelas Jess.