Begini Risiko Tetap Bertahan dalam Hubungan Tak Nyaman
- Pixabay
VIVA – Tetap bertahan dalam hubungan yang sudah membuat tidak nyaman karena ada kekerasan, baik fisik maupun psikis akan membuat orang menderita. Namun, banyak yang bertahan meski terluka.
Biasanya ada beberapa alasan tetap bertahan, di antaranya demi cinta, buah hati hingga menjaga nama baik keluarga. Padahal, mempertahankan keluarga yang sudah tak lagi membuat nyaman anggota keluarga lainnya, justru akan membuat anak semakin terluka.
Psikolog anak dan keluarga, Roslina Verauli mengatakan, terkadang pelaku kekerasan merupakan korban kekerasan. Kalau sudah begini, apa masih perlu mempertahankan rumah tangga atau hubungan?
Psikolog yang akrab disapa Mba Vera ini memberi tanggapannya akan risiko yang dihadapi ke depannya, jika terus memilih bertahan.
"Pertama, self concept makin hancur, kedua berbahaya secara fisik dan psikis. Secara fisik bisa terluka dan berakhir kematian, secara psikis self concept-nya diluluhlantakkan, dirusak," kata Roslina di Jakarta, Selasa 6 Maret 2018.
Lebih lanjut, Vera mengatakan, semakin diluluhlantakkan konsep dirinya, korban semakin enggak berdaya dan makin terperangkap dalam kekerasan domestik. Kekerasan domestik umumnya terjadi berulang, bahkan saat korban ingin mengakhiri, pelaku akan meminta maaf dan berjanji untuk berbuat baik.
“Akibatnya, lingkaran tersebut akan semakin menjerumuskan korban tanpa dia sadari,” ujarnya.