Anak Indonesia 'Dihantui' Obesitas Akibat Kelebihan Gizi
- REUTERS/Rick Wilking
VIVA – Permasalahan gizi di Indonesia bukan hanya soal malnutrisi, tapi juga kelebihan gizi yang menimbulkan masalah obesitas. Permasalahan ini yang sering disebut dengan double burden (beban ganda) bagi Indonesia.
Sama halnya dengan malnutrisi, obesitas sudah menjadi permasalahan yang kian serius dari tahun ke tahun. Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia, Dr. dr. Aman Bhakti Pulungan, SpA(K), FAAP mengungkapkan, dalam sebuah penelitian yang dilakukannya di sebuah desa kecil di Bali, ia menemukan bahwa 20 persen anak-anak sekolah dasar (SD) di sana mengalami obesitas.
"Ada anak kelas 5 SD yang beratnya 97 kg. Dalam 10-20 tahun lagi dia akan jadi pasien hipertensi, diabetes atau penyakit lainnya," ujar Aman di Jakarta, Kamis malam, 1 Maret 2018.
Saat ini, kematian di angka 38 juta jiwa dan 82 persennya adalah karena penyakit tidak menular. Penyakit tidak menular ini banyak terjadi di negara-negara middle dan low income, termasuk Indonesia.
Jika dihitung lagi, Aman menambahkan, setiap harinya 16.000 anak meninggal akibat penyakit tidak menular. Jika tidak dilakukan pencegahan apa-apa, maka di tahun 2030, ada 52 kematian akibat penyakit tidak menular.
"Saat ini, angka diabetes anak mengalami peningkatan 500 persen. Kalau kita tidak melakukan apa-apa, di tahun 2030 nanti, 1 di antara 3 penduduk akan menderita hipertensi dan diabetes," imbuh Aman.
Aman juga mengungkapkan, anak-anak sekolah dasar di wilayah Menteng, Jakarta, 34,2 persen mengalami obesitas. (ren)