Cara Bedakan Tangisan Bayi karena Lapar, Lelah, dan Sakit
- Pixabay/Ben_Kerckx
VIVA – Menangis merupakan salah satu cara bayi berkomunikasi dengan dunia sekitarnya. Jika Anda perhatikan, tangisan bayi memiliki intonasi, ritme, dan pola tertentu. Masing-masing menyampaikan pesan yang berbeda.
Misalnya, tangisan lapar minta disusui, akan berbeda dengan tangisan karena kesakitan. "Bayi belum mampu mengontrol sistem pernafasan tubuhnya. Coba untuk mulai peka terhadap hal ini dalam kurun waktu satu bulan," ujar Diane Bahr, ahli patologi bahasa dan berbicara.
Memang, pada detik pertama kelahiran, tangisan bayi terdengar hampir sama semua. Tapi seiring dengan pertumbuhannya, ia akan memiliki variasi menangis sesuai kebutuhan. Di antaranya berikut ini seperti dilansir dari laman Parenting.
1. Tangisan lapar
"Tangisan pendek, intonasi rendah, hanya berdurasi beberapa detik saja," ujar Bahr. Jika Anda tidak segera meresponsnya, si kecil akan menangis lebih kencang dan makin intens.
Yang perlu dilakukan:
Segera respons si kecil, apalagi di usianya yang masih sangat muda. Para ibu muda juga biasanya masih kesulitan untuk menyusui dengan cara yang tepat. Untuk itu, segera gendong ia sesaat setelah tangisannya timbul dan tunjukkan bahwa Anda memahami kebutuhannya.
2. Tangisan kesakitan
Tangisan jenis ini biasanya terjadi secara tiba-tiba dibandingkan tangisan karena lapar. Tangisan karena kesakitan akan dua kali lebih panjang dan beruntun tanpa henti. Namun, suara atau intonasinya tidak meningkat atau merendah.
Yang perlu dilakukan:
Periksa ceklis kenyamanan pada bayi Anda. Apakah popoknya basah? Apakah ia kedinginan atau kepanasan? Lihat bayi Anda secara keseluruhan. Terkadang, bahan pakaian atau popok yang digunakan dapat memicu rasa nyeri di kulitnya.
3. Tangisan lelah
Usia dua atau tiga bulan, tangisan bayi semakin bervariasi, dan ia mungkin saja mengembangkan tangisan cranky, atau sedang kelelahan. "Jenis tangisannya bisa saja lebih lembut daripada jenis tangisan lain," ujar Bahr.
Yang perlu dilakukan:
Coba untuk menggendong atau mengayunkannya di kursi atau di kaki. Bisa juga mencoba mengelus area kepala, dada, sambil menyanyikan lagu untuknya. Tenang saja, Anda akan segera menemukan apa hal terbaik yang disukai si kecil saat ia kelelahan.