Remaja Seperti Ini Tak Mempan Dibully

ilustrasi remaja.
Sumber :
  • pexels

VIVA – Aktif di media sosial bukan hal yang baru bagi para remaja. Selain untuk mengekspresikan diri, media sosial turut menunjukkan tren dan ekspetasi yang ternyata memberikan tekanan tersendiri bagi para remaja.

Workshop Makin Cakap Digital, Membentuk Kesadaran Etika Berjejaring bagi Guru dan Murid Sorong Papua

Banyak dari mereka yang merasa perlu mengikuti tren, agar diterima di lingkungan pertemanan. Saat tidak berhasil memenuhi ekspektasi, anak cenderung kehilangan rasa percaya diri.

Padahal, rasa percaya diri mutlak dimiliki oleh remaja, agar perkembangan mental dan sosial mereka dapat maksimal.

Sinema Sebagai Media Edukasi, Para Guru Diajak Nonton Bareng Film Budi Pekerti

Menurut psikolog anak dan remaja, Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi, percaya diri berarti berani mengekspresikan dirinya sendiri, dan tidak malu untuk menonjolkan dirinya kepada orang lain.

"Percaya diri itu sangat penting, dengan percaya diri anak akan menjadi mandiri. Mandiri melakukan segala hal apapun sendiri, hingga berani menyelesaikan masalahnya sendiri, " ucapnya, saat ditemui oleh VIVA di Kemang, Jumat 26 Januari 2018.

Lupa Etika di Media Sosial

Vera menjelaskan, dalam pergaulan remaja saat ini diskriminasi antarsatu dengan yang lainnya sering terjadi. Terutama, jika ada anak yang memiliki keunikan serta berbeda baik dalam segi fisik atau psikis. Perbedaan itu yang sering dijadikan bahan bully di kalangan remaja. Sebab, itu penting untuk para orangtua memberikan dukungan kepada buah hati mereka.

Jangan menunggu hingga anak beranjak dewasa. Vera mengatakan, "Tidak ada waktu tertentu untuk memberikan dukungan kepercayaan diri kepada anak, sejak dini lebih baik."

Menurut Vera, salah satu dukungan terbesar yang dapat diberikan orangtua kepada anak adalah dengan menerima segala keunikan yang dimiliki buah hatinya.

"Terkadang, ada saja orangtua yang ingin anaknya seperti sang kakak, atau anak temannya. Padahal, tanpa disadari membuat si anak menjadi tidak percaya diri dan menjadi pribadi yang bukan dirinya. Karenanya. penting bagi orangtua menerima, dan percaya bahwa keunikan tersebut menjadi salah satu cara menuju kesuksesan, " ucapnya.

Anak yang punya rasa percaya diri, tidak akan mudah menjadi korban bully.

Jadi, mari dukung Anak untuk tumbuh dan berkembang sesuai keunikan dan bakat yang dimilikinya. (asp)

Ilustrasi cyberbullying.

Ini Tips Etika Berjejaring untuk Gaya Hidup Digital yang Lebih Baik

Ada beberapa etika pergaulan yang berubah dikarenakan tidak bertatap muka langsung dengan lawan bicara, hal ini bisa mendorong seseorang untuk melakukan cyber bullying.

img_title
VIVA.co.id
16 Juli 2024