Buka Warteg Lewat Franchise Modal Rp5 Jutaan
- VIVA/ Isra Berlian
VIVA – Warteg menjadi salah satu warung makan yang paling sering dijumpai di berbagai sudut kota Jakarta. Menu yang beragam dengan cita rasa masakan rumahan, juga harganya yang merakyat, membuat warung makan ini banyak dikunjungi.
Bisnis warteg pun merupakan bisnis kuliner yang menjanjikan. Tak heran, seiring waktu, warung makan yang juga dikenal dengan Warung Tegal ini makin menjamur.
Tapi, menjalani bisnis ini, butuh kerja keras dan semangat. Sebab, segalanya harus dipersiapkan sejak pagi buta. Ya, pengusaha warteg harus menyiapkan menu makanannya yang beraneka ragam. Dimulai dari belanja bahan makanan sejak pukul 2 dini hari, lalu mengolahnya menjadi aneka menu.
Tak hanya itu, rasa dari tiap menu yang akan disajikan juga tentu harus lezat. Ditambah lagi, kualitas rasa dan kebersihannya harus terjamin. Jika syarat ini tak terpenuhi, warteg bisa tersingkir. Melihat hal tersebut, Martin Kauw, salah satu pendiri dari Warungnya Jakarta alias WarJak menawarkan konsep franchise atau waralaba.
"Maka tercetuslah ide bahwa bagaimana jika mereka tidak harus bergelut dengan rutinitas itu, semua persiapan dari etalase dan isinya termasuk makanan disediakan, sehingga mereka (para penjaja makanan) hanya perlu berjualan saja dan semua sudah tahu beres untuk persiapannya," jelasnya saat ditemui di WarJak Tebet, Jakarta Selatan, Selasa 23 Januari 2018.
Dia melanjutkan dengan bergabungnya dalam franchise ini maka semakin murah biaya operasional yang akan dikeluarkan. Ini membuat harga jual makanan murah untuk pembeli dan meraih keuntungan yang menjanjikan.
Pihaknya pun menawarkan paket kemitraan dengan harga modal Rp5,5 juta. Investasi itu mencakup peralatan lengkap penyajian makanan seperti etalase, meja dan dua buah bangku panjang, centong takar, piring serta sendok.
Nantinya peminat yang akan ikut kerja sama ini bisa melakukan order minimal sebesar Rp250 ribu dan bebas memilih 62 menu yang disediakan WarJak.
"Sehari bisa 8 hingga 15 menu per hari. Minimal menu utama seperti telur dadar, tempe orek dan sayur itu harus ada," bebernya.
Untuk pemesanan ini dapat dilakukan mitra maksimal pukul 2 sore, satu hari sebelum makanan disiapkan.
Setiap gerai WarJak menawarkan menu-menu makanan berat ala warteg dengan harga berkisar Rp9.000 hingga Rp13.000 per porsi. Dari penjualan itu mitra bisa mendapatkan keuntungan 50 hingga 60 persen dari harga beli.
Berdasarkan perhitungan, mitra diharapkan dapat menjual 60 hingga 65 porsi per hari. Dari situ mitra bisa meraup omset Rp900 ribu hingga Rp1 juta per hari.
Keuntungan itu bisa dirasakan oleh Cintya yang ikut kemitraan dengan meraup untung Rp8 juta-Rp12 juta per bulan.
"Omset bisa sampai Rp8 juta hingga Rp12 juta. Biasanya saya sehari untung sampai Rp400 ribu," jelasnya.
Beberapa lokasi pick up point makanan warteg itu tersebar di beberapa daerah di Jabodetabek seperti Kemayoran, Kalimalang, Sudirman, Cengkareng, Bintaro Sektor 1 dan TB Simatupang. Tertarik bisnis warteg kekinian?