Cicipi Rasa Unik Kuaci Hitam Khas Rusia
- Dok Facebook
VIVA – Kalau Amerika punya popcorn, Indonesia punya gorengan atau kacang, Rusia punya kuaci. Ya, kuaci sudah selayaknya popcorn bagi masyarakat negara Tirai Besi. Camilan ini ada saat menikmati film, ngobrol santai dengan teman atau saat sekadar membaca koran.
Berbeda dengan yang kita temui di warung, mini dan supermarket, kuaci khas Rusia berwarna hitam legam. Baiknya lagi, selain kaya nutrisi, kuaci ini disajikan bahkan dijual tanpa menggunakan garam dan MSG.
"Kuaci ini sudah kaya rasa, di dalamnya lebih oily. Rasanya sudah enak tanpa perlu tambahan zat apapun," ujar Valery Fedortsov perwakilan Russia-Indonesia Business Council kepada VIVA di Jakarta.
Saat VIVA mencicipi kuaci ini, tidak ada rasa asin seperti kuaci yang umum dijual di Indonesia. Rasanya tawar, kulitnya tak enak untuk dilumat.
"Yang lain ditambah garam dan bahan lain karena rasanya tidak seenak kuaci ini hahaha," tambah Valery.
Selain itu, isi kuaci lebih besar dan padat. Artinya, ukuran kulit mencerminkan isi kuaci.
Dmitry Postnikov, selaku perwakilan KDV, produsen kuaci hitam bermerek Babkini Semechki ini mengatakan, kuaci hanya diolah dengan cara disangrai saja.
"Jadi setelah dipanen langsung diroasting," kata dia saat ditemui di kesempatan yang sama.
Dijelaskan oleh Valery, kuaci ini baik untuk kesehatan terutama otak. "Ini camilan sehat, baik untuk 'cuci otak' biar kalau capek kerja makan kuaci, otaknya jalan lagi," ujarnya sembari bergurau.
Seperti dilansir laman World Healthiest Food, konsumsi kuaci atau biji bunga matahari baik untuk mengendurkan otak yang tegang, kandungan magnesiumnya baik untuk tenaga, tulang mencegah migrain hingga menurunkan risiko serangan jantung dan stroke.
Dmitry menambahkan, selain dimakan langsung dalam bentuk biji, kuaci di Rusia juga diolah dengan karamel atau dibuat menjadi permen hingga batangan coklat.