Arkeolog Temukan Wine Tertua dari Zaman Batu
- Pixabay
VIVA – Baru saja minggu lalu, sebotol wine tahun 2015 terjual dengan harga US$350 ribu dalam pelelangan. Wine tersebut berhasil menyabet gelar sebagai wine termahal di dunia.Â
Namun, kini gelar tersebut harus melayang pada wine tua dan langka yang ditemukan oleh para arkeolog di situs arkeologis zaman batu di Georgia.
Dikutip Daily Meal dari laman CBC, peneliti dari University of Pennsylvania, the Georgian National Museum dan University of Toronto menemukan enam kendi tanah liat mengandung residu wine yang terbuat dari anggur.
Kendi ini diperkirakan berasal dari tahun 5400 dan 5000 SM. Artinya, residu ini berusia sekitar 8.000 tahun atau 600 hingga 1.000 tahun lebih tua ketimbang wine tertua sebelumnya dari Zagros Mountain, Iran.
Wine tertua dengan kandungan alkohol ini berasal dari Jiahu, China dari 7.000 SM. Minuman ini terbuat dari anggur, hawthorn, beras dan madu. Secara teknis, minuman ini bukan sepenuhnya wine melainkan minuman fermentasi campuran.
Temuan dari Georgia ini sepenuhnya terbuat dari anggur, dan beberapa kendi diberi dekorasi gambar menyerupai ladang anggur.Â
Residu anggur ini dikatakan berwarna kekuningan dan peneliti menyakininya sebagai white wine. Dari volumenya, para peneliti percaya bahwa masyarakat Georgia menghasilkan anggur dari kebun anggur bukan anggur liar.
"Berbicara mengenai penuaan anggur, kami memiliki anggur berusia 8.000 tahun," ujar Patrick McGovern dari University of Pennsylvania Museum of Archeology and Anthropology. (one)
Â