Lezatnya Sate Kere, Sajian Kuliner di Resepsi Kahiyang Ayu
- VIVA.co.id/Fajar Sodiq
VIVA – Sate kere kaki lima bakal menjadi menu sajian utama dalam pernikahan putri Presiden Joko Widodo, Kahiyang Ayu dan Bobby Nasution. Sate kere Widuran sudah dipesan 4.000 porsi sate kere oleh keluarga Jokowi untuk acara pernikahan yang digelar 8 November besok.
Sate kere Widuran terletak di Jalan Arifin, Kepatihan Wetan, Jebres. Jangan bayangkan warung sate ini menempati rumah makan besar. Di situ hanya ada gerobak, layaknya warung makan kaki lima. Walau demikian warung ini selalu ramai dengan pembeli.
Sate kere ini dikelola dua kakak beradik, Ngatmi dan Tugiyem. Jika Tugiyem sedang libur, maka Ngatmi yang berjualan. Begitu juga ketika Tugiyem berjualan, Ngatmi memilih jualan di tempat lain, di Mesen, Jebres.
Ngatmi menjelaskan Gibran Rakabuming Raka sudah memesan sate kere olahannya sejak beberapa waktu. Namun, Gibran memesan pada adiknya. "Biasanya kalau urusan itu (pesanan keluarga Jokowi) sama adik saya dan suaminya Ahmad Marimin. Tapi ini adik saya sedang libur, " kata dia.
Menurutnya, Gibran telah memesan 4.000 porsi sate kere.Tujuh tusuk sate ini berisi daging sapi, jeroan, tempe kedelai dan tempe gembus. Sate kere ini disajikan dengan guyuran sambel kacang.
"Jadi pesan 4.000 porsi. Itu dibagi dua kali, pagi 2.000 porsi. Kalau malam 2.000 porsi, " kata Ngatmi, Rabu, 25 Oktober 2017.
Untuk keperluan pesanan ini, ia bersama adik akan dibantu 10 tenaga. Mereka ini akan dibagi tugas, ada yang motong lontong, ada yang bakar sate. "Jadi satenya sudah direbus, nanti di sana tinggal dibakar. Biar anget saat dimakan, " ujarnya.
Sate kere ini sejatinya sudah lama menjadi langganan Gibran. Saat pernikahan Gibran, sate kere ini juga dipesan menjadi salah satu menu resepsinya. Saat ditanya mengapa sate kerenya bisa jadi langganan Gibran, ia hanya menjawab singkat. "Mungkin karena enak, katanya empuk. Saat ini harga per porsinya Rp25 ribu," ujarnya.
Ngatmi sudah berjualan sejak 50 tahun lalu. Ia awalnya berjualan keliling kampung di sekitar kelurahan Jagalan dan Purwodiningratan. Karena usianya yang sudah tua, ia bersama adiknya berjualan manggrok. "Adik saya sering di sini (Jalan Arifin), kalau saya di Mesen, " kata dia.
Mengenai asal usul sate kere, ia memiliki pendapatnya sendiri. Dahulunya sate kere sering disantap oleh orang-orang yang sudah tua dan dari kalangan orang bawah. Dengan berbahan tempe kedelai dan tempe gembus, orang lanjut usia bisa dengan mudah mengunyahnya.
"Tapi sekarang namanya sudah bukan sate kere, jadi sate kaya. Karena yang beli beragam. Sate kere enak rasane, larang regane (Sate kere enak rasanya, mahal harganya), " canda dia.