Olahan Singkong Beracun Pecahkan Rekor MURI
- VIVA.co.id/Angkotasan (Ambon)
VIVA – Sebanyak 400 menu makan yang dimasak puluhan kelompok tani asal Kabupaten Maluku Tenggara berhasil memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI), dalam kategori sajian makanan olahan terbanyak dari sari singkong beracun atau enbal. Ada enbal goreng, puding embal dan bahkan pizza embal.
Surat Ketetapan MURI itu diserahkan perwakilan MURI kepada Bupati Kabupaten Maluku Tenggara, Andreas Rentanubun pada puncak Festival Pesona Meti Kei 2017 yang berlangsung di lokasi wisata Pantai Pasir Panjang Kabupaten Maluku Tenggara, Minggu, 22 Oktober 2017.
Bagi Anda yang belum tahu, enbal adalah sejenis singkong yang beracun saat belum diolah. Tanaman enbal memiliki perbedaan dengan singkong, yakni daunnya lebih tipis dan ukurannya kecil.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Maluku Tenggara, Zainal Arifin Rahayaan menyatakan, pihaknya sengaja menciptakan menu-menu lain dari bahan dasar enbal untuk menunjukkan potensi sumber daya alam yang ada di kabupaten tersebut.
Ia juga ingin mengampenyakan program konsumsi pangan lokal agar masyarakat tidak selalu bergantung hanya pada beras atau satu jenis pangan semata.
"Kita jangan bergantung pada satu jenis makanan. Selama ini makanan kita hanya tergantung pada beras, kita ingin mengubah. Kita mengelola enbal menjadi keanekaragaman menu. Diharapkan, menu-menu yang dibuat mampu mengganti kembali pangan kita saat ini," kata Zainal kepada VIVA.co.id usai penyerahan sertifikasi MURI.
(VIVA.co.id/Angkotasan)
Setiap tahun petani di Kabupaten Maluku Tenggara bisa memproduksi 11 ribu ton enbal. Sayangnya, jumlah itu belum mampu menyejahterakan petaninya. Maka dengan terciptanya ratusan menu makanan olahan enbal, diharapkan bisa membawa pengaruh ekonomi positif bagi petani yang ada.
"Kita pernah me-launching produksi 23 ton embal goreng dan embal bunga. Kita melibatkan sekitar 35 kelompok tani. Untuk 400 menu makanan yang pecahkan rekor MURI, kita hanya melibatkan 25 kelompok tani di Maluku Tenggara," ujar Zainal.
Menurut Zainal, Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara juga terus berupaya untuk menjaga produksi enbal, salah satunya membantu menyediakan lahan bagi petani singkong beracun setiap tahun serta melakukan pembinaan yang rutin bagi petani.
"Dalam hal ketersediaan enbal, kita selalu melakukan penanaman dan perluasan areal. Tahun 2014 kita menanam 100 hektare, tahun 2015 itu kita tambah lagi 25.000 hektare," ucapnya.