Sop Saudara Berlimpah Rempah, Lebih Nikmat dengan Susu
- VIVA.co.id/Yasir
VIVA.co.id - Selain coto Makassar, Sulawesi Selatan juga punya kuliner berbahan dasar daging yang tak kalah nikmat. Sop saudara namanya. Kuliner jenis soto yang kental dengan penyajian yang gurih.
Sop saudara tak beda jauh dengan coto Makassar. Makanan khas Kabupaten Pangkep yang terdiri dari daging sapi, jeroan sapi. Tambahan perkedel kentang, paru goreng, kacang, dan laksa membuat kuliner ini menjadi gurih. Telur bebek rebus juga dapat menjadikan kuah sop saudara semakin kental.
Kuahnya hampir mirip dengan kuah coto, berwarna kecokelatan dan penuh rempah. Rempahnya mulai dari jahe, lengkuas, daun jeruk yang disobek, serai, pala bubuk, kayu manis, bawang merah dan bawang putih, kunyit, kemiri, hingga ketumbar. Bawang goreng, keripik dan perkedel menjadi pelengkap.
Berbeda dengan coto, sop saudara lebih serasi disantap dengan nasi ketimbang dengan ketupat. Kuliner ini menjadi pelengkap saat hendak menyantap ikan bandeng bakar.
Tak jarang, penikmat kuliner ini berani menambahkan susu dalam hidangan sop saudara. Tujuannya untuk memberikan sedikit sensasi rasa manis. Sambal tumis yang dicampur dengan tomat dan rempah lainnya juga menambah rasa dari sop itu.
"Kuahnya gurih, jadi lebih cocok disantap dengan nasi ketimbang ketupat. Lebih mirip soto Banjar tapi lebih dominan daging sapi dan jeroan," kata Fuad Farid, pemilik Warung Sop Saudara di kawasan Jalan Panaikang Makassar, kepada VIVA.co.id pada Senin, 9 Oktober 2017.
Diseruput saat panas
Berbeda dengan kuliner jenis soto lain, sop saudara lebih nikmat disajikan saat masih panas, bukan hangat. Kental kuah akan lebih nikmat diseruput saat dalam kondisi masih panas.
"Paling asyik dinikmati saat siang dan malam. Kalau pagi, terlalu berat kecuali kalau jam sebelas jelang siang. Paling seru kalau dinikmati panas-panas supaya kuahnya terasa saat diseruput. Kalau sudah hangat, apalagi dingin, taste (cita rasa) kuahnya tidak terasa," ujar Salvia Ika, seorang pengunjung.
Pemilihan daging pada sajian sop saudara, kata wanita yang akrab disapa Ika itu, lebih lembut ketimbang coto. Tidak boleh alot supaya rasa gurih tak hilang. "Pengolahan dagingnya pas, tidak sampai alot seperti karet, daging sop saudara lebih empuk," katanya.
Harus Bersih
Menurut Ika, pengolahan daging pada sop saudara juga harus memperhatikan kebersihan. Khususnya saat membersihkan jeroan daging yang merupakan bahan utama. Dikhawatirkan, aroma tak sedap dari jeroan masih melekat.
"Pernah saya makan sop saudara di satu warung, aromanya sangat tidak sedap, mungkin saja dari cara cuci dagingnya yang tidak maksimal sampai terasa aroma tidak enak," kata Ika.
"Karena bahan dasar sop saudara itu, selain dari daging sapi, juga dari jeroan sapi sehingga harus betul-betul diperhatikan unsur kebersihannya," ujarnya.
Bagi anda yang ingin menyantap kuliner ini, harganya tak jauh beda dengan coto Makassar, yakni Rp14.000 hingga Rp16.000 saja. Jika menambah telur bebek, harganya Rp4.000. (ren)