Harga dan Cita Rasa Faktor Penentu Orang Beli Makanan
- VIVA.co.id/Putri Firdaus
VIVA.co.id – Sebuah survei yang dilakukan oleh International Food Information Council pada negara-negara maju di dunia mengungkap faktor-faktor yang memengaruhi pembelian makanan dan minuman pada masyarakat.
Dari hasil survei tersebut terungkap, faktor paling tinggi adalah taste atau cita rasa. Ini cukup mengejutkan karena bukan gizi yang dipilih meskipun ini adalah survei di negara maju.
"Kedua harga, misalnya kalau ada diskon baru mau beli. Atau, harganya lebih miring, ada bonus yang dijanjikan," ujar Prof. Dr. Ir. Hardinsyah, MS, dari Departemen Gizi Institut Pertanian Bogor saat ditemui di Bogor baru-baru ini.
Sementara di urutan ketiga adalah kesehatan. Daftar ini, menurut Hardinsyah, semakin menunjukkan bahwa proses mengajak masyarakat mengonsumsi makanan sehat bukanlah hal yang mudah.
Makan sehat ini juga terkait dengan budaya. Dalam hal citarasa misalnya, bila sejak kecil tidak dibiasakan makan sayur, ketika remaja pasti tidak akan mau makan sayur.
Sedangkan di Indonesia, harga menjadi faktor nomor satu pembelian makanan di golongan masyarakat menengah ke bawah. Citarasa, menempati urutan kedua.
Namun, pada golongan masyarakat menengah ke atas, citarasa menjadi faktor nomor satu. Harga dianggap bukan suatu masalah karena mereka menganggap mampu membelinya.
"Taste dan harga masih menjadi faktor yang dominan kalau orang beli makanan," kata Hardinsyah.
Pada studi yang sama juga ditanyakan, jika membeli makanan apa yang dibaca atau perhatikan terlebih dahulu dari label makanan. Hasil studi tersebut menunjukkan kalau masyarakat negara-negara maju melihat tanggal kedaluwarsa terlebih dahulu.
Sementara informasi nilai gizi menempati urutan kedua, dan di Indonesia, informasi gizi menempati urutan ketiga.