Bukan Opor Ayam, Ini Menu Ketupat Lebaran di Madura
- VIVA.co.id/Nur Faishal
VIVA.co.id – Lebaran Ketupat dirayakan pada hari ketujuh bulan Syawal atau Hari Raya Idul Fitri pada Minggu, 2 Juli 2017. Di Pulau Madura, Jawa Timur, Lebaran ini disebut dengan Tellasan Topak.
Disebut Lebaran Ketupat, karena jamuan yang disajikan kepada para tamu ialah makanan berbahan utama ketupat terbungkus cangkang yang terbuat dari daun kelapa atau janur. Di Madura, selain janur, cangkang juga terkadang dibuat dari daun pohon siwalan.
Pada umumnya, menu Lebaran Ketupat disajikan dengan opor ayam. Tetapi di Madura, ketupat disajikan dengan cara berbeda. Di Kabupaten Sumenep misalnya. Ketupat biasanya disajikan dengan ayam goreng, telur goreng, kecambah basah atau urap-urap, dan sambal sebagai penyedap. Ketupat disajikan tanpa kuah.
Di desa tertentu, ketupat juga disajikan sebagai pengenyang untuk kuah soto bening. Biasanya, soto macam itu disajikan kepada para tamu yang bersilaturahmi ke rumah-rumah saudara, tetangga, guru, dan sesepuh. Tiga rumah yang dikunjungi VIVA.co.id, menyajikan masakan ketupat soto seperti itu.
Soto khas Sumenep itu berbeda dengan soto Lamongan atau soto daging yang banyak ditemui di kota-kota. Soto Sumenep berkuah bening dengan aroma dan rasa mirip kuah bakso. Di atas ketupat yang ditata menggunung, bihun putih ditata bak rambut memenuhi kepala.
Di atas bihun, kecambah dan ayam goreng ditaburkan. Biasanya, soto bening itu dibikin manis dengan kecap hingga kuahnya terlihat berwarna gelap. "Sudah tiga kali makan soto, perut penuh," kata seorang teman yang bertamu ke rumah-rumah di kampung bersama VIVA.co.id.
Ada juga yang mencoba dengan menu baru. Yakni memasak mi ayam sebagai penyedap rasa ketupat yang disajikan. Hal yang bikin menggugah selera, aroma ayam kampung pada kuah mi bikinan orang kampung itu betul-betul terasa.
Bukan hanya daging, bagian tulang ayam juga disajikan pada setiap porsi yang diberikan kepada tamu. Di rumah tertentu, ada juga tuan rumah yang menyajikan gulai kacang hijau dengan ketupat dan daging sapi. Di Sumenep, gulai macam itu disebut kaldu atau kaldo. (ase)