Jalangkote Jumbo, Menu Incaran Warga Makassar Berbuka Puasa
- VIVA.co.id/Muhammad Yasir
VIVA.co.id – Jalangkote merupakan salah satu ragam kuliner khas Makassar yang digemari di bulan Ramadan. Jelang berbuka puasa, hampir di seluruh lapak kaki lima yang mendagangkan kue atau takjil, pasti menyediakan jalangkote.
Sekilas jalangkote bentuknya mirip dengan pastel. Perbedaannya hanya pada tekstur kulit. Pastel lebih tebal. Cara makannya juga berbeda, masyarakat Makassar umumnya memakan jalangkote pakai cabai cair yang telah diolah --sementara pastel dengan cabai rawit.
Ramadan kali ini, warga Makassar mulai tertarik dengan jalangkote raksasa buatan Nurhayati. Ukurannya tiga kali lipat dari ukuran pastel atau jalangkote biasa, 30-35 sentimeter. Gorengan raksasa itu hanya dapat dijumpai di Jalan Toddopuli Raya, Kecamatan Manggala Makassar, saja.
Selama Ramadan, satu jalangkote raksasa itu dijual dengan harga Rp10 ribu. Terbilang murah, lantaran harga jalangkote umumnya dijual Rp3 ribu Rp5 ribu per biji. Satu saja, Anda sudah bisa menikmati sebutir telur rebus, kentang dan wortel, bihun, toge, dan sosis di dalam jalangkote itu.
Jalangkote racikan Nurhayati menjadi terkenal setelah ramai menjadi perbincangan publik di media sosial. Dimulai dari salah seorang warganet sekaligus pelanggannya yang mengunggah foto jalangkote raksasa di jagat maya. Tergiur dengan wujudnya yang mempesona, banyak warga Makassar yang lantas mendatangi warung Nurhayati.
"Sebenarnya cuma iseng-iseng saja (membuat jalangkote raksasa). Saya mau buatkan suami saja awalnya. Besoknya saya jual, ternyata banyak yang membeli," kata Nurhayati kepada VIVA.co.id, Kamis, 1 Juni 2017.
Saking banyaknya yang berminat dengan jalangkote buatannya, Nurhayati kini mengaku kewalahan melayani pembeli. Terpaksa, masyarakat harus datang sehari sebelumnya untuk melakukan pemesanan terlebih dahulu jika ingin menikmati jalangkote jumbo itu.
"Kalau sekarang tidak ada yang kami jual untuk umum dulu. Semuanya ini pesanan. Pesanan hampir 1.000, jadi kalau mau tapi belum pesan, bisa datang hari Senin (5 Juni), siapa cepat dia dapat," ujarnya.
Setiap hari, Nurhayati hanya sanggup membuat 100-120 biji jalangkote raksasa. Keterbatasan modal untuk membeli mesin adonan, membuat Nurhayati terpaksa membuatnya dengan cara manual menggunakan tangan.
"(Omzet) Rp1 juta per hari bisa dapat. Apalagi banyak yang pesan. Karena keterbatasan tenaga saja ini, jadi tidak sanggup bikin banyak," ungkapnya.