Holycow Klarifikasi Isu Kecoak di Piring Pelanggan

Steik Holycow! Steakhouse By Chef Afit.
Sumber :
  • Instagram @steakholycow

VIVA.co.id – Selasa, 10 Januari 2017, dunia maya sempat dihebohkan dengan unggahan seorang wanita bernama Vyna Girilawu. Ia mengunggah foto di akun Facebook dan Instagramnya dan menceritakan tentang pengalaman buruk saat bersantap di salah satu cabang Holycow! Steakhouse By Chef Afit di Gading Serpong.

Kolaborasi Steak Hotel by Holycow dan Tokusen, Sajikan Hidangan Wagyu Lokal Sumatera

Vyna mengatakan, ia sempat tak sengaja menggigit seekor serangga, yang ia duga merupakan kecoak saat sedang menyantap steik di restoran tersebut.

VIVA.co.id mencoba mendapatkan klarifikasi dengan menghubungi Lucy Wiryono, Marcomm Holycow! Steakhouse By Chef Afit melalui sambungan telepon, Rabu, 11 Januari 2017. Ia mengatakan, setelah dilakukan penyelidikan dan pemeriksaan internal, diketahui bahwa kemungkinan besar serangga tersebut bukanlah kecoak.

Unik! Ada Steakhouse Terinspirasi dari Film John Wick

"Menurut penyelidikan tim pest control kami, serangga itu bukan kecoak seperti yang banyak diberitakan, melainkan serangga terbang sejenis walang sangit," ujar Lucy.

Ia juga mengatakan, di sekitar lokasi CAMP Holycow di Gading Serpong kebetulan memang masih banyak terdapat tanah kosong, yang kemungkinan banyak dihidupi serangga tersebut.

Sensasi Rempah Andaliman dalam Balutan Steak Hotel by HOLYCOW!

"Jadi lokasinya itu masih banyak tanah kosong dan alang-alang liar tinggi-tinggi. Tapi sampai saat ini pihak manajemen masih mengadakan pemeriksaan internal yang intensif bagaimana serangga terbang itu bisa ada di bayam, yang merupakan side dish steik Holycow," ucap Lucy.

Menurut Lucy, pihaknya masih akan terus menyelidiki apakah serangga itu hinggap di area makan, dapur atau ada kemungkinan lainnya.

Ia juga menjelaskan, selama ini pihak Holycow! Steakhouse By Chef Afit secara reguler melakukan pest control dan memiliki standar operasi kebersihan yang ketat.

"Jadi dari proses masak hingga disajikan ke konsumen, pengawasannya cukup panjang. Mulai dari chef, asisten, checker dan waitress juga harus mengecek kelayakan makanan," katanya menjelaskan.

Begitu pula dengan kebersihan. Lucy mengatakan, pihaknya sadar betul bahwa dalam menjalankan bisnis makanan, aspek kebersihan bukanlah sesuatu yang bisa dikompromi.

Dengan kejadian tersebut, sekarang pihaknya menambah jadwal general cleaning yang tadinya sebulan sekali, menjadi dua kali.

"Jadi dua minggu sekali dilakukan pengecekan mulai dari area dapur hingga kursi, meja hingga gudang dibersihkan,” ucapnya.

Lucy juga mengatakan, saat ini masalah antara pihaknya dan sang pelanggan, Vyna, juga telah diselesaikan.

"Mas Afit sendiri sudah telepon langsung, alhamdulillah Mbak Vyna memberikan komunikasi yang lancar. Kami menawarkan refund semua biaya makanan, tapi Mbak Vyna menolak. Kami juga menawarkan pengobatan ke dokter dan menanggung semua biayanya," ujar Lucy.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya