Produk Makanan Berbahan Dasar Serangga Kian Populer
- Pixabay/deluxtrade
VIVA.co.id – Beberapa tahun belakangan, serangga semakin banyak dikonsumsi. Karena rasanya yang lezat dan kandungan proteinnya yang tinggi, serangga juga sering disebut-sebut sebagai makanan 'masa depan'.
Meskipun mengonsumsi serangga adalah hal yang lazim di beberapa negara di Asia, makanan ini masih asing bagi negara-negara di benua lain.
Di Swiss misalnya, makanan berbahan dasar serangga belum sepenuhnya diizinkan beredar secara komersil tanpa perizinan khusus dari lembaga keamanan pangan setempat. Namun, dilansir dari laman The Local, baru-baru ini lembaga keamanan pangan Swiss, mengumumkan bahwa terhitung 1 Mei 2017 mendatang, makanan berbahan dasar asing dapat dijual secara komersil selama tidak menyalahi dan tetap sesuai dengan aturan keamanan pangan.
Coop, salah satu perusahaan ritel Swiss segera menanggapi aturan ini dengan mengatakan akan menjual makanan berbahaan dasar serangga di gerainya.
Perusahaan ini akan bekerja sama dengan sebuah perusahaan start-up, Essento yang memiliki spesialisasi di bidang pengembangan pangan berbahan dasar serangga. Mereka akan bekerja sama untuk membuat beberapa produk makanan yang mengandung protein serangga dalam bentuk bakso dan burger.
"Rahasia sukses kami adalah kemampuan untuk mengidentifikasi tren dan inovasi," ujar juru bicara Coop, Roland Frefel
Frefel menjelaskan bahwa menambahkan berbagai jenis serangga dalam makanan kemasan akan membuat para konsumen menemukan cita rasa baru.
Serangga diketahui kaya protein layaknya ikan dan daging, mengandung vitamin, mineral dan asam amino. Meski begitu, tetap saja butuh waktu untuk membuat bahan makanan ini populer di berbagai tempat di dunia.
Konsumsi serangga dianggap sebagai salah satu solusi untuk mengatasi kebutuhan pangan yang akan meningkat akibat pertumbuhan jumlah populasi dunia pada 2050 mendatang. Menurut majalah Fortune, lebih dari 25 perusahaan start-up sudah menawarkan produk serangga untuk dijual di Amerika Serikat dan Kanada beberapa tahun belakangan.
(ren)