Cara Orang Italia Menghargai Makanan
- VIVA.co.id/ Rintan Puspitasari
VIVA.co.id – Terkenal dengan makanannya di dunia, seperti risoto, hingga pizza, Italia menggelar Pekan Masakan Italia di Dunia. Kegiatan yang baru pertama kali diadakan ini, merupakan acara tahunan yang mempromosikan gastronomi Italia di luar negeri.
Masakan sendiri, bagi negara yang juga terkenal dengan sepakbolanya ini merupakan bagian penting dalam identitas dan budaya Italia. Untuk itu, Kedutaan Italia dan Pusat Kebudayaan Italia mengorganisir beberapa acara untuk mempromosikan masakan berkualitas Italia.
Dalam salah satu rangkaian acaranya, terdapat seminar sustainable food yang dihadiri oleh perwakilan Slow Food Jabodetabek, Bibong Widyarti. Menurutnya, sustainable food adalah sistem berkelanjutan, yang terkait beberapa hal untuk kelangsungan hidup anak cucu di masa depan.
"Sebuah sistem berkelanjutan yang melihat isu seputar pemasok makanan, kesehatan, keamanan, jangkauan, kualitas, industri makanan yang kuat, tanggung jawab pada generasi muda, kualitas tanah, dan keberlanjutan lingkungan," ujarnya di Jakarta Selatan, 24 November 2016.
Menurutnya, apa yang kita konsumsi memiliki dampak signifikan pada lingkungan. Seperti emisi gas sumber air, polusi. Hal ini ternyata sudah biasa diterapkan di Italia. Karena itu, sebuah restoran Italia yang dikelola oleh imigran asal Italia, mencoba membawa dan menerapkan budaya dari negaranya ke Indonesia.
"Itali negara kecil, tidak sebesar Indonesia. Jadi kita harus belajar recycling. Di Italia tidak ada sisa piring bisa minta bungkus. Itu yang harus kita belajar, menghargai makanan, dan tidak membuangnya," kata Stevania Vigone, pemilik Mamma Rosy pada VIVA.co.id.
Di Italia, tidak ada makanan sisa yang dibuang. Mereka memiliki cara untuk terus mengolah makanan yang mereka miliki. Baik dengan resep atau dengan bumbu berbeda. Seperti saat memanen terong, menurut Stevania, mereka akan memasak seluruhnya saat musim, menyimpannya dalam jar, dan saat sedang tidak musim, mereka tetap bisa memiliki terong yang dibutuhkan.
"Ketika berbicara tentang makanan, kita harus memikirkan tanggung jawab terhadap planet," kata Michela Linda Magri, Direktur Institut Kebudayaan Italia, menambahkan.
Selain seminar yang digelar hari ini, dalam rangkaian Pekan Masakan Italia Pertama ini juga sebelumnya telah Digelar penghargaan art work "il cibo nell' arte" oleh Farhan Siki, cooking class. Dan agenda yang akan datang antara lain, cooking class yang digelar oleh Chef Gino Campagna pada 25 November, cooking class for kids pada tanggal 26 November.