Wajib Tahu, Efek Pewarna Makanan Sintetis pada Anak

Ilustrasi makanan warna-warni
Sumber :
  • Pixabay/Couleur

VIVA.co.id – Untuk mempercantik penampilan sebuah hidangan, tak sedikit para pelaku industri kuliner yang menggunakan pewarna. Pewarna makanan sendiri secara umum dibagi menjadi dua, yakni pewarna sintetis dan alami.

Bukan Hanya Vitamin! Zat Besi Jadi Kunci Cegah Anemia pada Ibu Hamil dan Balita

Pada umumnya pewarna alami aman dikonsumsi. Namun, bahan pewarna alami juga mempunyai kelemahan, yakni ketersediaannya terbatas dan warnanya tidak homogen sehingga tidak cocok digunakan untuk industri makanan dan minuman.

Minimnya pengetahuan produsen mengenai zat pewarna untuk bahan pangan, menimbulkan penyalahgunaan dalam penggunaan zat pewarna sintetis, yang seharusnya untuk bahan nonpangan digunakan pada bahan pangan.

Anak yang Kekurangan Vitamin D3 Berisiko Tinggi Mengalami Stunting

Apalagi banyaknya keuntungan yang diperoleh oleh produsen yang menggunakan zat pewarna sintetis karena harganya lebih murah dibandingkan dengan pewarna alami.

Ahli gizi dr Dian Permatasari, MGizi, SpGK menjelaskan mengenai pewarna sintetis yang sering digunakan dalam industri makanan.

Ibu Hebat! Begini Cara Nagita Slavina Jaga Kesehatan Anak Tanpa Ribet Obat-obatan"

"Sejauh yang saya tahu dan pernah baca, bahan pewarna sintetis itu di antaranya Tartrazine adalah pewarna kuning yang banyak digunakan dalam makanan dan obat-obatan. Sunset Yellow adalah pewarna yang dapat ditemukan dalam makanan seperti jus jeruk, es krim, ikan kalengan, keju, jeli, minuman soda dan banyak obat-obatan," kata dia.

Lebih lanjut, ia juga mengungkapkan bahaya penggunaan bahan pewarna sintetis dalam makanan. Terlebih jika banyak dikonsumsi oleh anak. Menurutnnya salah satu efek dari bahan pewarna sintetis ialah hiperaktivitas, terutama pada anak usia tiga hingga sembilan tahun.

"Anak-anak yang mengonsumsi makanan yang mengandung pewarna buatan selama bertahun-tahun lebih berisiko menunjukkan tanda-tanda hiperaktif. Selain risiko hiperaktif, sekelompok sangat kecil dari populasi anak (sekitar 0,1 persen) juga mengalami efek samping lain seperti ruam, mual, asma, pusing dan pingsan," ujarnya menjelaskan.

macaron lanvin

Untuk itu, ia menyarankan untuk cermat dalam memilih pewarna makanan atau membeli makanan yang diolah dengan pewarna.

Jika sedang ingin berkreasi di rumah, ia menyarankan untuk menggunakan pewarna alami. Pewarna alami makanan adalah zat pewarna alami (pigmen) yang diperoleh dari tumbuhan,hewan, atau dari sumber-sumber mineral.

"Biasanya zat pewarna ini telah digunakan sejak dulu dan umumnya dianggap lebih aman daripada zat pewarna sintesis, contohnya kunyit, karoten, karamel, klorofil, antosianin, dan lain-lain," ucapnya.

(mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya