Mengapa Indonesia Bukan Negara Penghasil Kopi Nomor 1 Dunia?
- REUTERS/Ulises Rodriguez
VIVA.co.id – Kopi tampaknya sedang berada di era keemasannya. Kebiasaan minum kopi kini semakin populer di seluruh dunia. Hal ini tentu membawa angin segar bagi para pelaku industri kopi, mulai dari petani hingga pihak kedai kopi.
Indonesia yang terdiri dari 34 provinsi sebenarnya memiliki aneka jenis kopi dengan berbagai varian, mulai dari Aceh hingga Papua. Lahan perkebunan kopi di Indonesia pun bisa dikatakan lebih luas dari negara penghasil kopi nomor satu sekali pun yaitu Brazil, namun sayang produktivitas Indonesia masih kalah. Setidaknya begitulah yang dikatakan oleh Ir. Jamil Musanif dari Koperasi Kopi Indonesia Sejahtera (KOPKIS).
"Indonesia adalah produsen kopi nomor tiga tapi sebenarnya dilihat dari luas (daerah), Indonesia nomor satu, 1,3 juta hektar, Brazil 600 ribu (hektar), Vietnam (peringkat 2) 400 ribu (hektar). Itu artinya produktivitas rendah kita 600 kilogram per hektar, sedangkan Vietnam itu 3 ton per hektar, Brazil 4 ton per hektar," kata Jamil di gedung SMESCO, Jakarta Selatan, Rabu, 5 Oktober 2016.
Selain itu, masalah lain diungkapkan oleh Jamil, yakni kemampuan Indonesia dalam menghasilkan kopi bermutu yang masih kalah ketimbang negara lain. Hal ini dikarenakan berbagai fasilitas yang digunakan oleh petani masih belum mumpuni. Saat ini para petani kopi di Tanah Air masih mengandalkan koperasi untuk mengolah hasil panen kopi mereka.
"Untuk mendapat kualitas yang baik, penanganan pasca panen tidak bisa atau berat dilakukan petani secara individu karena ia butuh alat dan itu semua perlu investasi yang tinggi," kata Jamil.
Indonesia masih punya harapan untuk menjadi produsen kopi nomor satu di dunia, namun butuh keseriusan dari berbagai pihak untuk mewujudkannya.
"Pemeliharaan tanaman kopi masih belum serius karena ini masih sampingan buat mereka (petani), jadi harus ada pembelajaran terus menerus tentang penanaman dan pengolahan yang baik, dan harusnya petani juga mendapat reward dari setiap produk kopi yang diperdagangkan lokal dan internasional," kata dia.
Tak hanya itu, menurutnya, lahan kopi yang rata-rata merupakan peninggalan zaman penjajahan Belanda juga perlu mendapat peremajaan agar produksi kopi semakin membaik.