Alasan Indonesia Masih Impor Bahan Baku Pangan

Rempah-rempah.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA.co.id – Indonesia adalah negara kaya, kaya akan sumber daya manusia dan sumber daya alam. Namun, kekayaan tersebut belum membuat Indonesia sukses dalam mencukupi kebutuhan para penduduknya. Masih banyak aneka bahan pangan yang diimpor untuk memenuhi permintaan di Indonesia.

Jelajahi Keunikan Masakan Peranakan, Perpaduan Rempah dan Budaya yang Kaya

Ironis, namun memang demikian adanya. Prof. Dr. Ir. Nuri Andarwulan, Msi selaku Direktur South East Asian Food and Agricultural Science and Technology (SEAFAST) Center IPB menjelaskan bahwa maraknya impor bahan baku di Indonesia disebabkan oleh keterbatasan industri Indonesia dalam mengolah bahan baku ke dalam bentuk sekunder atau tersier.

"Bahan baku memang banyak di Indonesia, dalam rempah-rempah kita adalah produsen terbesar, tapi yang kita jual adalah bentuk primer," ujar Nuri saat jumpa pers Food Ingredients (FI) Asia di kawasan Jakarta Pusat, Rabu, 7 September 2016.

Bursa Asia Kokoh Terkerek Penguatan Wall Street, Investor Pantau Laporan Perdagangan China dan India

Bagi Nuri, impor bisa dikurangi ketika industri sudah mampu mengolah bahan baku dari bentuk primer menjadi bentuk sekunder dan tersier berkualitas tinggi. Jika tercapai maka tidak hanya memenuhi kebutuhan dalam negeri tapi Indonesia juga bisa memenuhi permintaan pasar internasional.

"Saat ini kita mengimpor sekunder, tersiernya dengan mengekspor primernya. Itu yang terjadi di Indonesia," ungkap Nuri.

Bursa Asia Loyo Sejalan Penurunan Indeks Saham Utama di Wall Street

Indonesia, menurutnya bisa memulai dari bahan paling kecil seperti ekstrak vanila, minyak cengkeh, minyak pala. Ia yakin Indonesia bisa merajai pasar asal kualitas produk yang dihasilkan tinggi dan memiliki keunikan dari negara lain.

"Enggak usah yang besar, misalnya ekstrak vanila, kemudian minyak cengkeh, minyak pala tapi kualitasnya prima itu akan merajai tapi emang harus yang unik dan kemampuan itu tidak dimiliki negara lain," kata dia.

Ekspor-Impor

BI: Surplus Neraca Perdagangan Topang Ketahanan Eksternal Perekonomian

Bank Indonesia (BI) menilai surplus neraca perdagangan Indonesia sebesar US$3,26 miliar pada September 2024 dapat menopang ketahanan eksternal perekonomian Indonesia.

img_title
VIVA.co.id
16 Oktober 2024