Mengangkat Martabat Jamu Lewat Kafe
- VIVA.co.id/Bimo Aria
VIVA.co.id – Ketua Yayasan Sentra Jamu Indonesia, Sofjan Hidayat berencana untuk mengangkat martabat jamu melalui kafe jamu yang dicetuskannya. Hal ini karena menurutnya, belakangan banyak warung-warung jamu pinggir jalan yang tutup dan makin sulit ditemukan. Selain itu, banyak pedagang yang beralasan bahwa berdagang jamu makin sepi peminat dengan untung yang sedikit. Tak heran jika kemudian banyak pedagang jamu yang beralih profesi.
Sofjan mengatakan, bahwa ide ini datang, karena ia melihat banyak masyarakat Indonesia yang masih tidak memiliki pekerjaan. Selain itu ia sendiri punya alasan yang kuat mengapa akhirnya mencetuskan ide ini.
"Pertama karena jamu ini budaya Indonesia, tapi lama-lama budaya ini bisa hilang, karena banyak orang tidak suka, karena jamu itu pahit makanya saya berinovasi supaya banyak orang yg mau membuat jamu dengan cara yang lebih menarik dan bermartabat," ujarnya saat menggelar jumpa pers di Graha Muncul Mekar, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Jumat, 19 Agustus 2016.
Menurut dia, selama ini jamu juga jadi tidak disukai, karena banyak dicampur dengan bahan lainnya, seperti telur dan juga anggur. "Sampai banyak yang mabuk dampaknya dan ditangkap polisi," katanya menambahkan.
Sebab itu ia menghadirkan jamu yang dikemas dengan modern dan bisa disukai semua kalangan. Jamu kali ini tidak berasa jamu, khasiatnya pun dua kali lipat. Hal itu karena bahan dasarnya tidak pakai air.
Untuk harga jamu setiap gelasnya akan dibandrol hanya sekitar Rp4 ribuan saja sehingga para pedagang nantinya juga bisa mendapatkan untung yang besar. Ia juga akan memberikan sebuah spanduk dan pengarahan untuk mereka yang ingin membuka kafe jamu di tempat masing-masing.
"Nanti kita kasih contoh caranya membuat biar jamu tidak perlu pakai apa- apa, khasiatnya sama dan lebih hebat. Saya cuma memfasilitasi."Â
Ia berharap dengan ide kafe jamunya ini bisa mengangkat kembali popularitas jamu sekaligus membantu perekonomian masyarakat Indonesia.
(mus)