Mayoritas Orang Jakarta Salah Mengartikan Junk Food
- Pixabay
VIVA.co.id – Kurangnya pemahaman masyarakat mengenai apa itu junk food menjadi salah satu alasan tingginya jumlah konsumsi junk food di Jakarta. Bayangkan saja, menurut survei terbaru, diketahui bahwa 52 persen orang Jakarta memilih mengonsumsi junk food sebagai sarapan. Ini tampaknya dikarenakan banyak orang yang terkecoh dengan arti junk food.
Secara harfiah, ‘junk food’ berarti ‘makanan sampah’ atau makanan nir-nutrisi ,atau dalam kata lain makanan yang tidak memiliki nilai gizi yang cukup bagi tubuh.
Menurut survei dilakukan oleh Qraved kepada 13.890 koresponden, diketahui setidaknya ada 57 persen koresponden yang mengartikan junk food sebagai makanan dari restoran cepat saji (fast food) seperti burger dan ayam goreng tepung. Selain itu, 89 persen orang juga tidak melakukan pengecekan tentang kandungan nutrisi dalam tabel nutrisi pada kemasan junk food yang dikonsumsi. Demikian menurut rilis yang diterima VIVA.co.id, Kamis, 18 Agustus 2016.
Â
World Health Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan bahwa junk food adalah makanan yang mengandung jumlah lemak, garam, gula dan kalori yang tinggi serta rendah nutrisi, vitamin, mineral dan serat. Makanan tersebut bukan hanya fast food, namun juga gorengan, makanan kaleng, minuman bersoda, permen, asinan hingga makanan ringan.
Â
Berdasarkan jenis makanannya sendiri, fast food menempati peringkat teratas sebagai junk food yang paling sering dikonsumsi dengan jumlah 71 persen. Selanjutnya gorengan dan makanan ringan menjadi junk food kedua yang sering dikonsumsi dengan jumlah 26 persen. Ketiga adalah makanan kaleng dan minuman bersoda dengan jumlah 2 persen dan terakhir adalah makanan jenis permen dan asinan dengan jumlah 1 persen.
Â
Tidak mudah memang menghindari godaan junk food, walau kita semua tahu bahwa makan tersebut tidak mengandung zat gizi yang dibutuhkan tubuh. Sebaiknya seimbangkan pola makan dengan olahraga rutin, perhatikan cara masak dari junk food yang Anda konsumsi, baca kandungan nutrisi pada kemasan junk food dan mengatur asupannya.