Tak Makan Empat Hari, Ratu Kecantikan Rusia Tuai Kecaman
- Instagram @tasha_turbo
VIVA.co.id – Seorang pelajar yang dijuluki wanita terseksi di Rusia ini mendapatkan banyak kecaman setelah menerima mahkotanya dan dinobatkan sebagai rat kecantikan sebuah majalah dewasa lokal. Ia mendapatkan banyak protes karena mengungkapkan rahasia kecantikannya, yakni menahan lapar selama empat hari.
Pelajar bernama Natalya Shuvalova ini berhasil terpilih dan mengalahkan sebanyak 4.000 orang yang mengikuti kontes kecantikan Miss Maxim 2016. Ketika ditanya mengenai rahasia kesuksesannya menjadi juara dalam kontes kecantikan tersebut, ia mengatakan bahwa dirinya rela tidak makan apapun selama empat hari untuk mendapatkan bentuk tubuh yang sempurna.
“Saya tidak makan selama empat hari, dan sekarang saya ingin makan Big Mac dalam jumlah yang banyak,” kata Natalya, dikutip dari The Sun.
Wanita berusia 21 tahun ini pun latas mendapatkan banyak kritik dan kecaman melalui media sosial dan beragam media lainya. Ia kemudian dicap sebagai contoh buruk bagi para wanita yang ingin mendapatkan tubuh ideal dan sempurna.
Selain dikenal sebagai model, Natalya juga mengikuti kelompok pemandu sorak di waktu luangnya dan juga merupakan seorang penari. Ia mengungkapkan bahwa hingga saat ini, ia tidak tahu, apa yang ingin dilakukannya ketika ia berhasil menamatkan pendidikan tingginya.
“Saya belum memikirkannya. Tapi untuk sekarang ini saya sangat menikmati pekerjaan menjadi model, dan saya sangat menyukainya,” kata Natalya
Wanita berambut cokelat ini rencananya juga akan tampil sebagai model sampul depan majalah dewasa tersebut untuk edisi terbaru. Hal ini, karena ia telah memenangkan acara kompetisi ratu kecantikan tadi. Kompetisi ini terbuka untuk seluruh wanita di seluruh dunia.
Sebagai juri, juga hadir Boris Grachevsky, yang merupakan sosok dibalik serial televisi populer di Rusia berjudul Eralash.
Di samping itu, editor majalah penyelenggara kontes kecantikan tersebut, Alexander Malenkov mengatakan bahwa kompetisi berjalan dengan sangat ketat. “Ini sangatlah sulit untuk memilki 100 wanita dari ribuan wanita. Kemudian kami harus menyeleksinya lagi menjadi 10 besar,” katanya.