Menilik Fakta Menarik Seputar Acar
- Pixabay/WDnet
VIVA.co.id – Pickle jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indoensia bisa berarti 'mengawetkan' atau 'acar'. Pickling adalah salah satu cara untuk mengawetkan makanan. Makanan yang diawetkan biasanya berupa sayur atau buah-buahan yang sudah dipanen.
Pickling bisa dilakukan dengan dua cara yaitu dengan pengawetan menggunakan campuran air dan garam di sebuah wadah tanpa oksigen atau mencelupkan buah atau sayur ke dalam cuka. Mendiamkan makanan direndam dalam air asam selama beberapa hari atau bahkan beberapa bulan bermanfaat untuk membunuh bakteri berbahaya. Hal ini membuat teknik pickling menjadi salah satu proses pengolahan makanan yang semakin populer dalam dunia kuliner.
Belum diketahui secara pasti darimana acar berasal. Namun, para sejarawan memperkirakan makanan ini berasal dari 2.400 Sebelum Masehi dan para arkeolog dan antropolog percaya bahwa acar berasal dari Mesopotamia.
Sekitar 2030 SM, banyaknya pasokan mentimun yang datang dari India membuat teknik pickling menjadi berkembang di lembah Tigris. Makanan yang diawetkan ini dianggap sebagai salah satu makanan yang lezat kala itu.
Dilansir dari Huffington Post, acar diperkenalkan pada masyarakat modern oleh Christopher Colombus. Ia diketahui memiliki ladang mentimun di Haiti untuk diawetkan.
Tidak hanya Colombus, tokoh besar yang juga dikaitkan dengan acar adalah Napoleon Bonaparte. Ia disebut-sebut mengonsumsi acar untuk menjaga kesehatan tubuhnya adan para tentaranya. Ia bahkan memberikan US$250 ribu atau lebih dari Rp3,2 miliar pada siapa saja yang bisa mengawetkan makanan tersebut.
Pemenang dari sayembara pada 1809 itu diketahui adalah seorang pembuat manisan bernama Nicholas Appert. Ia menemukan fakta bahwa jika Anda memasukkan makanan ke dalam botol kedap udara dan merebusnya, maka makanan tersebut tidak akan terpengaruh apa pun. Penemuan Appert tersebut hingga kini masih disebut sebagai penemuan paling berpengaruh di sepanjang sejarah kuliner.