Berburu Ketupat Jelang Lebaran di Kampung Ketupat

Ilustrasi ketupat
Sumber :
  • VIVA.co.id/Filzah Adini Lubis

VIVA.co.id – Merayakan Hari Raya Idul Fitri, tentu tidak lengkap apabila tidak tersaji menu ketupat. Namun, jika harus membuatnya sendiri, tentu tidak mudah bagi sebagian orang. Maka para penikmat ketupat akan memburu santapan lezat Lebaran ini di sentra produksinya.
 
Di ibu kota, penikmat ketupat dapat memburu makanan khas Idul Fitri di Kampung Ketupat, Kampung Cimahpar, Bogor Utara. Hampir seluruh penduduk Kampung Cimahpar bermatapencaharian yang sama, yakni sebagai produsen ketupat.
 
Suasana di Kampung Ketupat menjelang lebaran, tentu ramai dengan kegiatan produksi ketupat, mulai dari mengumpulkan daun kelapa, atau janur, menganyam sangkar ketupat, mencuci beras, dan menunggu hingga kering, memasukkan beras ke dalam sangkar, hingga memasaknya dalam waktu minimal delapan jam.
 
Yang bekerja di sini tidak hanya orang dewasa, namun anak-anak turut serta dalam memproduksi ketupat. Di Kampung Ketupat, permintaan ketupat saat jelang lebaran biasanya meningkat dua hingga tiga kali lipat dari hari-hari biasanya.
 
Ukuran ketupat yang dijual pun beragam, mulai dari ketupat kecil, sedang, dan besar. Untuk ukuran kecil dijual seharga Rp5 ribu per ikat, sedangkan ukuran sedang Rp7500 per ikat, dan yang besar dijual dengan harga Rp10 ribu per ikat, dengan isi sepuluh setiap ikatnya.
 
Uti Huriana, salah satu produsen ketupat mengaku senang dapat memiliki mata pencaharian yang sama dengan tetangga sekampungnya. Menurutnya, permintaan yang banyak dari konsumen tidak akan mampu ia kerjakan sendiri. Maka, para produsen pun saling membantu memenuhi permintaan yang banyak jelang lebaran.

Tradisi Rebo Wekasan di Bogor, Tolak Bala Melalui Sedekah Ketupat

Kebanyakan dari mereka pun masih memiliki hubungan kekeluargaan. Secara turun temurun, penduduk Kampung Ketupat telah memproduksi ketupat selama puluhan tahun. (asp)