Gelandangan Cantik Ini Sukses Jadi Sarjana

Bianca Jeannot
Sumber :

VIVA.co.id – Setelah melalui usaha yang gigih, seorang mahasiswi di Amerika Serikat akhirnya mengenakan toga kelulusannya dengan bangga. Dia Bianca Jeannot, perempuan miskin yang tinggal di kampung kumuh, biasa dihuni para gelandangan.

Belajar dari Manusia Rp2.000 Triliun Jensen Huang: Filosofi Hidup Tukang Kebun yang Bikin ‘Kaya Raya’

Seperti dilansir Huffington Post, Bianca berkuliah di College of New Rochelle, New York, melalui perjuangan panjang. Pengalamannya sebagai gelandangan membuat dia harus memliki beberapa pekerjaan untuk menghidupi dan mendukung kakaknya yang sakit selama kuliah.

Kerja keras Bianca akhirnya membuahkan hasil. Tak hanya bisa selesai kuliah, dia pun menjadi lulusan terbaik dan mendapat penghargaan.

Cara PNM Dorong Pemberdayaan Ekonomi Gen Z

Perempuan 22 tahun itu berhasil meraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3.8 dan mendapatkan gelarnya di jurusan Bahasa Inggris. Selain itu, dia juga mengantongi sertifikat ilmu forensik. Ia adalah perempuan pertama di keluarganya yang berhasil lulus dari perguruan tinggi.

Meski pencapaiannya sangat memukau, Bianca harus bekerja keras melewati untuk mencapainya.

Dulunya Tukang Cuci Piring, Pengusaha Ini Kini Punya Harta Rp1.900 Triliun

Sebelum meraih keberhasilannya saat ini, dia dan keluarga menghabiskan 7 tahun hidupnya di sebuah kampung gelandangan. Setelah sang ibu wafat, Bianca menjadi kepala keluarga di usianya yang baru 18 tahun dan harus merawat kakaknya, Michael Jeannot, yang mengidap down syndrome atau keterbelakangan fisik dan mental, serta Paul Santos, yang terkena gagal ginjal stadium 4.

Karena itu, semasa kuliah, Bianca harus bekerja dan Ia bekerja sangat keras.

“Saya bekerja untuk empat pekerjaan dalam waktu yang bersamaan, tiga di tempat saya berkulliah dan satu di luar kampus,” ujar dia.

“Saya bekerja sebagai marketing. Saya juga bekerja di bagian urusan kemahasiswaan, pembayaran, dan IT di kampus.”

Selain merawat kakaknya, Bianca aktif dalam sederet kegiatan kampus. Ia bahkan menjadi pengagas klub animasi dan menjadi pemimpin redaksi Phoenix, sebuah majalah kampus.

“Jeannot adalah kepala keluarga. Ia sempat terpuruk dan bangkit. Tapi dia melakukannya dengan penuh semangat dan rasa syukur. Hal ini sangat langka, bahkan bagi orang lain yang sepuluh tahun lebih tua darinya,” kata Profesor Daniel Smith.

Kini, sebagai lulusan baru, Bianca ingin mengejar kariernya di bidang pemerhati binatang.

"Hanya ada satu jalan, yaitu terus melangkah maju,” kata dia bersemangat.

Laporan: Bimo Aria

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya