Superfood, Fakta atau Marketing Belaka?

Ilustrasi superfood
Sumber :
  • becauseimaddicted.net

VIVA.co.id –  Superfood atau makanan super kian populer di tatanan kuliner dunia. Makanan-makanan yang masuk daftar superfood, seperti brokoli, bit, biji chia, macha, blueberry, diyakini punya manfaat kesehatan luar biasa karena mengandung nutrisi lengkap dan bermanfaat, bersifat anti-oksidan, sehingga bisa mengatasi atau mengurangi risiko penyakit tertentu. 

Banyak literatur mengungkap soal superfood. Kamus MacMillan, misalnya, mendefinisikan superfood sebagai makanan sangat baik untuk kesehatan dan membantu kondisi medis tertentu. Adapun Oxford Dictionary menjabarkan superfood sebagai makanan kaya nutrisi yang bermanfaat khusus untuk kesehatan.

Namun tak semua ahli sepaham. Superfood dianggap hanya istilah marketing belaka. Pertanyaannya kini, betulkah ada makanan yang benar-benar super? Bagaimana perkembangannya di Indonesia?

Ahli Pangan dan Gizi dari Institut Pertanian Bogor Prof Dr Ir Hardinsyah MS menegaskan, superfood sebenarnya  tidak pernah ada. Hardinsyah mengatakan, istilah itu hanya sebuah nama yang populer di dunia maya. "Tidak ada istilah itu. Itu hanya istilah yang ada saat googling," ucapnya kepada VIVA.co.id.

Hardinsyah menuturkan, superfood awalnya hanya penyebutan makanan bergizi oleh orang asing. Padahal kenyataannya tak ada makanan yang betul-betul superior, dengan kandungan gizi di atas jenis makanan lainnya. Para ahli gizi, khususnya di Indonesia yang diperkuat aturan Badan Pengawas Obat dan Makanan, lebih suka menamakan pangan kaya gizi atau tinggi gizi.

"Tapi orang asing bilang superfood, karena banyak kelebihan. Namun sebenarnya tidak ada satu jenis pangan yang superior dibanding yang lain," tegasnya.

Bagi Hardinsyah, setiap makanan yang menurut sebagian orang bergizi memiliki kelebihan tersendiri. Di Indonesia sendiri, ia menuturkan, masyarakat masih belum familiar dengan istilah superfood sehingga tidak begitu populer. Kalau pun satu jenis pangan memiliki nilai gizi tinggi, baginya sangat berlebihan melabelinya dengan istilah superfood.

Sebab setinggi-tingginya kandungan gizi pada satu jenis makanan, untuk memenuhi nutrisi tubuh, tetap dibutuhkan jenis makanan lainnya. "Misalnya, aneka buah berwarna dianggap punya banyak vitamin dan kaya antioksidan, rendah mineral tertentu. Atau jenis karbohidatnya beda rendah energi, sebenarnya kalau kita butuh karbohidrat kita tetap butuh yang lain juga, asam lemak esensial misalnya," jelas Hardinsyah.

Baca selanjutnya ... Superfood Hanya Taktik Bisnis

Karena itu, ia mengingatkan, para penggiat makanan sehat dan instan tak boleh percaya dengan satu jenis makanan tertentu. Mereka harus mencari banyak jenis makanan lain yang mengandung banyak gizi dan menyehatkan. Sehingga ada keanekagaraman makanan yang saling membantu satu sama lain, dalam hal pemenuhan nutrisi.

Sebab tidak mungkin satu jenis makanan mampu memenuhi semua kebutuhan gizi. Hardiansyah melihat penamaan superfood untuk satu jenis makanan tertentu sebetulnya hanya taktik bisnis semata alias marketing gimmick untuk melancarkan penjualan suatu produk.

Ia mencontohkan jenis rimpang yang kini tengah populer, jahe merah. Diakuinya, jahe merah mampu melancarkan dan meningkatkan aliran darah, serta menaikkan suhu tubuh. Namun rimpang ini tidak bisa mengatur gula darah.

Begitu pula dengan ginseng. Sebagian besar masyarakat meyakini manfaat super dari ginseng. "Tapi untuk vitaminnya, kalau enggak makan yang (jenis makanan) lainnya ya sama saja, enggak bermanfaat," ujar dia.

Dokter Spesialisasi Gizi Klinik Tirta Prawita Sari SpGK menuturkan, alam Indonesia sebetulnya menyediakan banyak ragam makanan dengan kategori super. Semua jenis makanan ini sangat baik dikonsumsi, akan tetapi bukan sebagai obat. Lebih untuk menjaga kesehatan.

"Kalau untuk menyembuhkan, tidak sesederhana itu," kata dia.

Dalam pengamatannya, Tirta melanjutkan, perkembangan pangan dengan kandungan gizi tinggi di Indonesia cukup signifikan. Masyarakat kini lebih pintar memilih alternatif makanan yang diyakini menyehatkan.

Sependapat dengan Hardiansyah, Tirta juga mengatakan, mengonsumsi apa yang disebut sebagai superfood harus beragam, tidak cukup satu jenis saja. "Sama seperti minum obat dan vitamin. Kalau vitamin kan sudah diekstraksi. Jadi makan satu vitamin, di dalamnya sudah ada banyak kandungan gizi," ujar Tirta.

Tidak hanya ahli gizi di Indonesia, pakar-pakar di luar negeri juga menganggap superfood hanya jualan para ahli marketing. Para peneliti kanker di Inggris yang tergabung dalam The Group Cancer Research UK menilai hanya sedikit referensi ilmiah yang mendasari penamaan superfood untuk satu jenis makanan tertentu.

Karena itu sejak tahun 2007, pemasaran produk dengan menggunakan istilah superfood sebetulnya telah dilarang di seluruh Uni Eropa, terkecuali disertai dengan klaim medis khusus yang didukung penelitian ilmiah yang kredibel.

Ini untuk menghindari maraknya praktik promosi tidak sehat dengan memberi nama atau label superfood pada produk yang dijual perusahaan-perusahaan tertentu. Padahal tidak disertai dengan hasil penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan.

Selanjutnya ... Jenis-jenis ‘Superfood’

Jenis-jenis 'Superfood'

Meski para ahli tidak sependapat dengan penamaan superfood, di lapangan para pencinta makanan sehat bergeming. Bahkan, daftar makanan super ini semakin panjang, mulai dari buah-buahan, kacang-kacangan, biji-bijian, sayuran hijau tua, sayuran berwarna terang, gandum, maupun ikan seperti salmon dan makarel.

Inilah daftar makanan super yang diburu para pencintanya:

1. Blueberry

Buah atau makanan ini selalu ada di peringkat teratas dalam daftar superfood. Alasannya, blueberry memiliki banyak vitamin, fitokimia dan serat larut. Selain blueberry, beberapa jenis berry (non beracun) memang menyehatkan. Satu hal yang harus diingat: blueberry tidak selalu lebih baik daripada cranberry atau raspberry, tetapi blueberry lebih mudah tersedia dan cukup lezat.

2. Biji Chia

Dilansir laman Painfocus baru-baru ini, biji chia banyak dicari orang karena kandungan nutrisinya yang baik. Bahkan Suku Aztec kuno dan Maya dahulu menganggap biji chia sangat berharga karena bermanfaat juga sebagai obat.

Tak heran, biji chia lalu menjadi salah satu tren kesehatan yang paling populer dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan khasiatnya, dipuja oleh para model terkenal, elite Hollywood hingga koki top dunia.

Pria Bakar Kalori Lebih Cepat dari Wanita, Ini Nutrisi yang Wajib Dikonsumsi Setiap Hari

Biji chia mungkin belum banyak terlihat di pasaran. Namun biji ini diyakini mengandung nilai gizi tinggi. Satu sendok makan biji chia mengandung sekitar 65 kalori, 5,5 gram serat, 2 gram protein, 88 miligram kalsium, 2,5 gram asam lemak omega-3 dan hanya 0,5 gram lemak jenuh.

3. Kacang

Kerja Sama dengan Perusahaan Jepang, Kalbe Lakukan Penelitian soal Nutrisi Bagi Anak Sekolah

Kacang merupakan sumber protein rendah lemak. Kacang memiliki serat tidak larut, yang menurunkan kolesterol, serat larut, yang memberikan perasaan kenyang lebih lama dan banyak mengandung vitamin dan mineral yang sebagian besar tidak terdapat dalam bahan makanan khas Amerika seperti mangan. Gandum murni memiliki manfaat serupa meskipun lebih rendah kandungan proteinnya.

4. Buah Kiwi

Hati-Hati Racun! 10 Makanan Ini Ternyata Tidak Boleh Dipanaskan, Lho!

Di luar negeri buah Kiwi sangat dicari. Orang Eropa pun meyakini buah ini memiliki banyak vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh. Buah ini kerap menempati posisi teratas daftar superfood. Sebenarnya kiwi mempunyai manfaat yang sama dengan sebagian besar buah-buahan seperti jenis berry, melon, jeruk, apel dan pir. Kiwi diberi label superfood karena mengandung lebih banyak kandungan nutrisi dibandingkan dengan beberapa buah lainnya.

4. Brokoli dan sayuran hijau

Kubis masuk daftar superfood, terutama yang berdaun hijau kegelapan seperti swiss chard, sawi, mustard (termasuk lobak hijau, brokoli), bayam, dan kubis. Sayuran berwarna hijau kegelapan sarat dengan vitamin A, C dan K, serat, kalsium dan mineral lainnya.

5. Salmon, Sarden dan Mackerel

Ikan jenis tertentu  kaya akan asam lemak omega-3 yang diduga dapat menurunkan risiko penyakit jantung dan stroke. Kebanyakan dokter mengatakan manfaat makan jenis ikan jauh lebih besar dibandingkan dengan beberapa jenis ikan yang mengandung merkuri sehingga dapat menurunkan risiko yang merugikan kesehatan.

6. Ubi Jalar

Ubi ternyata juga masuk superfood. Ubi jalar menawarkan beban glikemik rendah, kaya kalium, vitamin A, vitamin C dan vitamin B6.

7. Kenari

Kenari mengandung asam lemak omega-3 yang sangat bermanfaat dalam menjaga kesehatan jantung dan membantu mengatasi rheumatoid arthritis. Dan kenari merupakan sumber jackpot serat, protein, vitamin E, magnesium, folat, tembaga dan antioksidan. (umi)
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya