Pesan Makanan Kini Hanya dengan Sentuhan Jari
Selasa, 1 Maret 2016 - 18:19 WIB
Sumber :
- dapurdesnina.com
VIVA.co.id - Jika dahulu, belanja online didominasi barang-barang fesyen dan kebutuhan rumah tangga maka kini item-nya lebih beragam. Seiring kemunculan smartphone dan akses internet yang mudah, hampir seluruh barang premier maupun sekunder tersedia di internet. Konsumen cukup membuka media sosial, aplikasi, atau web toko online lewat ponsel pintar mereka. Praktis dan mudah.
Konsumen tak perlu susah-susah melangkahkan kaki keluar rumah atau berjibaku dengan macet saat hendak pergi membeli barang. Nah, saat ini item belanja online yang sedang digandrungi adalah kuliner. Mulai dari jajanan pasar hingga makanan restoran mewah bisa dipesan hanya lewat sentuhan jari.
Salah satu restoran yang melirik e-commerce ini adalah SamWon House. Restoran Korea Selatan yang sudah memiliki 11 cabang di Indonesia tersebut membuka situs belanja online dengan nama SamWon Shop. Tujuannya, tentu saja untuk menjangkau pasar yang lebih luas.
Yang membedakan SamWon dari beberapa restoran Korea lainnya adalah hidangan dibuat langsung oleh chef autentik dari SamWon Group. “Menu yang kami jual ada kategori K-Food semua merupakan menu favorit kami dengan best seller Kimchi, Tteokbokki, Japchae dan Ramyun,” kata Marketing Communication SamWon House, Nurmala Dewi, saat ditemui di Restoran SamWon di Setiabudi One, Kuningan, Jakarta.
Seluruh menu makanan di SamWon Shop diklaim tak mengandung bahan pengawet. Selain itu, makanan yang dijual juga ramah bagi umat muslim karena halal dan tidak mengandung alkohol.
Guna mempertahankan cita rasa asli kuliner Korea, seluruh bahan-bahan diimpor langsung dari Negeri Ginseng. Soal kualitas sayuran, mereka menggunakan jenis organik sehingga lebih sehat.
Baca Juga :
Deretan Hidangan Olahan Ayam Pedas Nusantara
Salah satu menu sehat SamWon Shop, Sawi Kimchi. Foto: Samwon
Tak hanya menjual hidangan jadi, mereka juga menawarkan bumbu-bumbu dapur yang jarang ditemui di Indonesia. Misalnya bumbu Kimchi Jjiggae dan bumbu Doenjang Jjiggae. Sementara bagi konsumen yang lebih menyukai makanan instan, SamWon Shop juga menjual mi instan, ramen, dan sejumlah camilan khas Korea Selatan.
Sama seperti situs belanja lainnya, konsumen juga harus terlebih dahulu membuat akun. Setelah itu, konsumen bebas berbelanja. Ada beberapa pilihan pembayaran, termasuk lewat transfer bank. Setelah proses pembayaran selesai, makanan yang sudah dipesan akan langsung dikirim.
Kuliner untuk gaya hidup sehat
Jika SamWon Shop menawarkan hidangan khas Korea Selatan maka lain halnya dengan Dapur Desnina. Katering yang sedang meraih popularitas di media sosial itu justru fokus menjual makanan tradisional Indonesia.
Seluruh media sosial pun dimanfaatkan Dapur Desnina untuk menggaet pasar. Mulai dari Facebook, Twitter, Instagram, serta Path. Hal yang menarik dari Dapur Desmina adalah usaha yang dirintis oleh empat orang wanita ini menitikberatkan pada makanan sehat, namun tradisional.
Nilai tambah lainnya, katering yang didirikan pada Februari 2015 itu juga memiliki menu-menu yang diperuntukkan bagi konsumen yang tengah menjalani diet tertentu. Sebagai contoh menu untuk diet mayo dan diet paleo.
Adalah Dewi, Estu, Rini, dan Nina, yang memiliki ide unik ini. Awalnya empat wanita yang telah bersahabat sejak kecil tersebut membuat layanan pesan antar makanan harian, mingguan, dan bulanan karena ingin mengubah gaya hidup.
"Semakin tua kan kita perlu mengubah beberapa aspek kehidupan termasuk kesehatan. Nah, dalam hal ini yang harus diubah adalah makanan karena makanan paling mudah membuat kita lupa diri," kata Chief Executive Officer Dapur Desnina, Estu Dini.
Dewi yang sudah berkecimpung di dunia kuliner sejak lama dipercaya sebagai peracik makanan. Menurutnya, makanan sehat sebetulnya tak harus mahal, dan hambar. Bahkan makanan tradisional Indonesia bisa diolah menjadi makanan sehat.
"Kita memang sengaja memilih katering makanan sehat Indonesia karena selama ini belum ada katering yang menjual makanan Indonesia. Biasanya kan kebanyakan makanan Barat seperti salad," ujar Dewi.
Tak mudah bagi Dewi untuk menghadirkan hidangan tradisional yang baik dari sisi kesehatan. Ia harus melalui beberapa kali percobaan.
Biasanya, Dewi akan mengganti nasi putih dengan nasi merah organik. Nasi merah organik ini kemudian ditambah dengan ayam organik, mie mocaf, bihun organik, bakso ayam jamur organik, telur omega tiga, sayuran segar. Selain itu, garam yang digunakan adalah sea salt yang kadar natriumnya lebih rendah dari garam dapur biasa. Dapur Desnina juga menggunakan terasi organik serta minyak goreng organik.
Hingga saat ini, Dapur Desnina memiliki 18 menu. Di antaranya adalah Ayam Penyet, Ayam Bakar Sambal Dabu-dabu, Bakso Ceker Ayam, Nasi Goreng, Nasi Bakar Ayam, Bakmi Jawa, Bakmi Goreng, Bihun Goreng, dan Selat Solo Ayam.
Salah satu menu sehat di Dapur Desnina. Foto: VIVA.co.id/Tasya Paramitha
Meski Dewi sudah mengantongi ilmu dari sekolah kuliner, Dapur Desnina tetap mempekerjakan seorang ahli gizi. Tugasnya adalah menjamin kandungan gizi pada makanan yang diracik oleh Dewi.
"Jadi sekarang banyak katering sehat yang mengklaim sehat hanya dengan memberi label tanpa MSG dan zat pengawet. Padahal enggak semudah itu. Gizi harus benar-benar terjamin, kalorinya pun harus dihitung, total kalorinya juga dibagi-bagi dari lemaknya berapa, karbohidrat berapa, protein berapa," ujar Ahli Gizi Dapur Desnina, Nicola Putri Sasmita Sgz.
Setiap harinya, Dapur Desnina bisa menerima lebih dari 50 pesanan. Tak hanya pegawai kantoran, banyak pula ibu-ibu yang memesan makan siang untuk diantar ke buah hati mereka di sekolah.
Ada pula pelanggan ekspatriat yang sangat peduli dengan kesehatan dan ingin menyantap menu-menu khas Indonesia yang lebih sehat. Begitu pula dengan komunitas yang peduli akan kesehatan, para pelatih fitnes pribadi, dokter dan pasien di klinik-klinik penurunan berat badan turut berlangganan katering Dapur Desnina.
"Kita juga sempat menerima pesanan khusus untuk para pasien diabetes dan pasien yang cuci darah. Tentu kalau itu kita sesuaikan dengan kebutuhan mereka, seperti untuk pasien cuci darah tidak bisa terlalu pedas, makanan harus dimasak hingga benar-benar matang, tidak boleh ada sayuran hijau kecuali selada dan lain-lain," ucap Dewi.
Konsumen bisa memesan menu di Dapur Desnina lewat aplikasi pesan di smartphone, seperti WhatsApp. Soal harga, menu-menu di Dapur Desnina cukup terjangkau dengan harga satu porsinya sekitar Rp50 ribu.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Kuliner untuk gaya hidup sehat