Eggnog, Minuman Natal Tradisional Eropa

Karena Hari Raya Natal di berbagai negara jatuh pada musim dingin, eggnog sering dijadikan minuman beralkohol dengan ditambah rum, brendi atau wiski yang saat diminum mampu menghangatkan tubuh.

Meski tidak begitu populer di Indonesia karena tidak dikonsumsi secara luas oleh umat Kristiani di Tanah Air, namun asal muasal eggnog telah dimulai sejak berabad-abad lalu.

Catatan tertulis yang tertua tentang eggnog berasal dari awal abad ke-17. Kala itu, eggnog biasa diminum saat bersulang untuk kesehatan peminumnya.

Banyak ahli yang memperkirakan eggnog dibawa ke Amerika Utara oleh imigran dari Eropa. 

Sebelum ada eggnog, terdapat minuman serupa yang juga populer yaitu punch dari susu dan wine. Di Amerika Serikat, rum juga menjadi minuman yang banyak dikonsumsi. Nah, rum memiliki sebutan lain yaitu grog. Banyak orang yang mengatakan bahwa kemungkinan nama eggnog berasal dari gabungan kata 'egg' atau 'telur' dan 'grog' yang berarti 'rum'.

Meski begitu, secara harfiah eggnog berarti 'telur di dalam mangkuk kecil'. Kata 'nog' berasal dari dialek Inggris kuno, tepatnya Anglia Timur yang berarti 'sejenis bir beralkohol tinggi'. Catatan tertua mengenai keberadaan bir jenis ini berasal dari abad ke-17.

Pada awal abad ke-19, eggnog telah populer di Eropa dan Amerika.

Orang Jerman biasa membuat eggnog dari bir yang dididihkan, dan menyebutnya biersuppe atau sup bir. Sebelum dicampur dengan bir, kuning telur dikocok terlebih dahulu bersama susu. Selain ditambah gula, minuman ini juga sering diberi parutan kulit jeruk dan bubuk kayu manis.

Di kebudayaan Barat, eggnog dikenal sebagai minuman perayaan musim dingin seperti perayaan Natal dan tahun baru. Eggnog juga menjadi minuman yang digunakan sewaktu bersulang di pesta perayaan akhir tahun.