5 Kebiasaan Unik Masyarakat Jepang Saat Makan di Restoran

Ilustrasi restoran all you can eat Jepang
Sumber :
  • Pixabay
VIVA.co.id
- Masyarakat Jepang, dikenal sebagai masyarakat yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai budaya dan kesopanan. Bahkan, begitu banyak norma sosial yang wajib mereka patuhi.

Menurut Deputi General Manager Inovasi Kuliner Indonesia, Dirham Karel, perusahaan yang menaungi beberapa restoran Jepang di Indonesia, terdapat beberapa perbedaan antara kebiasaan, serta perilaku bersantap masyarakat Tanah Air dan Negeri Sakura.

Masyarakat Jepang cenderung memiliki beberapa aturan tak tertulis saat bersantap di restoran. Berikut ini di antaranya:

1. Dirham mengatakan, saat bersantap di restoran berkonsep all you can eat, atau buffet di mana pengunjung dapat menikmati makanan sepuasnya, sudah menjadi hal umum bagi pihak restoran untuk membatasi waktu makan. Ini sebenarnya tak hanya berlaku di Jepang, namun di banyak negara lain di dunia.

Tujuh Makanan Lezat Khas Malam Tahun Baru di Berbagai Negara
"Selain karena alasan marketing, kan tidak etis juga makan dalam waktu lama ketika ada antrean waiting list," ujar Dirham kepada VIVA.co.id, saat ditemui beberapa waktu lalu.

Di Restoran Ini Anda Bisa Makan Shabu-shabu Sepuasnya
2. Tentu saja, saat bersantap di restoran all you can eat, banyak orang yang cenderung mengambil banyak makanan dengan alasan tidak mau rugi. Dirham mengatakan, untuk menghindari makanan sisa, banyak restoran di Jepang yang mengenakan biaya per 100 gram makanan yang tidak habis. 

RESEP: Nikmatnya Chicken Teriyaki Rice Bowl ala Chef Yuda
3. Saat ini, di Ibu kota Jakarta mulai bermunculan restoran shabu shabu Jepang, yang menawarkan cara baru bersantap hidangan rebusan khas Negeri Sakura, yakni dengan one pot style, di mana pengunjung dapat menikmati shabu shabu melalui satu panci. Di Jepang sendiri, masyarakat lokal lebih memilih menyantap shabu shabu dengan cara klasik, yakni berbagi satu panci bersama teman makan satu meja.

"Kalau di Jepang, mereka hampir setiap hari makan shabu shabu ramai-ramai dengan teman di restoran. Mereka enggak membuat sendiri di rumah, karena tidak ada dapur," ujar Dirham.

Ia juga mengatakan, masyarakat Jepang lebih suka menyantap mi instan saat berada di rumah. Untuk hidangan lengkap yang sehat dan mengenyangkan, banyak di antara mereka yang mengandalkan restoran.

4. Menurut Dirham, masyarakat Jepang juga tidak mau melihat kasir, saat makan di restoran. Mereka cenderung tidak suka pekerjaan kantor restoran dilihat oleh tamu atau pengunjung restoran.

5. "Restoran di Jepang, juga biasanya ada sekat-sekatnya supaya lebih privat. Kalau orang Indonesia kan ingin dilihat saat bersantap di restoran," kata dia. (asp)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya