Eksploitasi Tubuh, Iklan Ini Dikecam Banyak Wanita

Selasa, 8 Desember 2015 - 05:51 WIB
Oleh :
Koleksi I Love Ugly
Koleksi I Love Ugly
Sumber :
  • Fecabook I Love Ugly
Photo Mini 1
VIVA.co.id
- Sebuah iklan muncul dari proses kreatif yang panjang dan melibatkan banyak pihak. Baik iklan cetak atau baris, selalu dibuat untuk bisa menarik perhatian banyak orang.


Pertarungan iklan seringkali menuntut agensi iklan untuk lebih kreatif dan menonjol dibanding iklan lainnya.


Namun, sebuah iklan perhiasan dari perusahaan pakaian bernama
I Love Ugly
di New Zealand justru menuai kritik tajam dari para wanita.
Baca Juga :
Dicurigai Terlibat ISIS, Butik Ini Disatroni Polisi


Baca Juga :
Ini Dia Gedung Kantor Tertipis di Dunia
Iklan yang menuai kritik tersebut menunjukkan pria berpakaian lengkap dan menggunakan perhiasan di jarinya, kedua tangannya menutupi bagian payudara model wanita di depannya.

Baca Juga :
Terinspirasi Pinggang Kecil Kartun, Wanita Ini Buang 6 Iga

Dua iklan yang lain juga tidak kalah mencengangkan. Iklan tersebut sebenarnya hanya dipasang di halaman Facebook I Love Ugly.

Banyak reaksi terhadap unggahan iklan tersebut melalui laman twitter. Salah satunya mengatakan, "@iloveugly Anda bukanlah sesuatu yang baik saat Anda secara aktif berkontribusi pada hal yang memperlakukan wanita sebagai warga kelas dua."


Presiden dari National Council of Women untuk New Zealand, Rae Duff, mengungkap kekecewaannya. "Hal ini seolah menggambarkan sesering apa wanita dalam komunitas kita dilihat sebagai obyek seksual."


I Love Ugly tampaknya tidak terlalu khawatir dengan kesan negatif ini. Perusahaan telah mengunggah tweet berisi respon atas iklan tersebut.


"Beragam ulasan terhadap iklan cincin terakhir kami. Beberapa orang menyukainya, beberapa membencinya. Jika Anda gelisah tentang sesuatu, Anda dalam kondisi yang baik."


Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Banyak reaksi terhadap unggahan iklan tersebut melalui laman twitter. Salah satunya mengatakan, "@iloveugly Anda bukanlah sesuatu yang baik saat Anda secara aktif berkontribusi pada hal yang memperlakukan wanita sebagai warga kelas dua."
Halaman Selanjutnya