Mengenal Mi Des Srioca, Mi Asli Bantul
Rabu, 4 November 2015 - 16:50 WIB
Sumber :
- VIVA/ Daru Waskita (JOGJA)
VIVA.co.id
- Dusun Tulung, Desa Srihardono, Kecamatan Pundong, Kabupaten Bantul, Yogyakarta, terkenal sebagai sentra usaha kecil dan menengah (UKM) yang memproduksi mi des. Mi des yang berbahan baku tepung tapioca, tepung jagung, dan Mocaf.
Selama bertahun-tahun, masyarakat di Dusun Tulung hanya membuat mi des basah dan hanya bertahan selama 24 jam serta harus dibuang jika tidak laku di pasaran.
Namun, dengan perkembangan zaman dan bantuan setahun terakhir dari BKPP DIY, UGM, dan LIPI yang intens memberikan bimbingan kepada UMK, maka mi des basah kini diproduksi menjadi mi des kering yang mampu bertahan lama hingga 6 bulan.
"Mi des yang diberi nama mi des Srioca ini merupakan inovasi baru dengan bantuan dari instansi pemerintah," kata Wardani, ketua UKM Srioca, Dusun Tulung, Desa Srihardono, Kecamatan Pundong, Kabupaten Bantul, Yogyakarta, Selasa 3 November 2015.
Meski bertahan hingga 6 bulan, tetap menggunakan bahan alami tanpa pengawet. "Mi des srioca ini aman untuk dikonsumsi," ungkapnya.
Wardani mengaku, produksi mi des Srioca atau mi des kering belum sebanyak mi des basah yang seharinya mencapai 80 kilogram.
"Belum banyak produksinya, karena pemesan atau pemasarannya belum sebanyak mi des basah," tuturnya.
Wardani mengatakan, untuk pemasaran, saat ini lebih banyak ke pasar-pasar tradisional. Namun, banyak juga pemesan dari Yogya yang memesan hingga 10 kilogram mi des Srioca.
"Mereka kebanyakan sudah memiliki pelanggan sendiri atau warung mi des yang berada di luar Bantul," ungkapnya.
Meski enggan membeberkan pendapatannya per hari, Wardani mengaku setiap hari dibantu tiga tetangganya untuk memproduksi mi des basah dan kering.
"Setidaknya mampu menambah pendapatan ekonomi keluarga," katanya.
Baca Juga :
Mengintip Tradisi Sedekah Laut Khas Yogyakarta
"Mi des yang diberi nama mi des Srioca ini merupakan inovasi baru dengan bantuan dari instansi pemerintah," kata Wardani, ketua UKM Srioca, Dusun Tulung, Desa Srihardono, Kecamatan Pundong, Kabupaten Bantul, Yogyakarta, Selasa 3 November 2015.
Meski bertahan hingga 6 bulan, tetap menggunakan bahan alami tanpa pengawet. "Mi des srioca ini aman untuk dikonsumsi," ungkapnya.
Wardani mengaku, produksi mi des Srioca atau mi des kering belum sebanyak mi des basah yang seharinya mencapai 80 kilogram.
"Belum banyak produksinya, karena pemesan atau pemasarannya belum sebanyak mi des basah," tuturnya.
Wardani mengatakan, untuk pemasaran, saat ini lebih banyak ke pasar-pasar tradisional. Namun, banyak juga pemesan dari Yogya yang memesan hingga 10 kilogram mi des Srioca.
"Mereka kebanyakan sudah memiliki pelanggan sendiri atau warung mi des yang berada di luar Bantul," ungkapnya.
Meski enggan membeberkan pendapatannya per hari, Wardani mengaku setiap hari dibantu tiga tetangganya untuk memproduksi mi des basah dan kering.
"Setidaknya mampu menambah pendapatan ekonomi keluarga," katanya.
Baca Juga :
Ada Korban, Atraksi Terjun Payung Jogja Air Show Dievaluasi
Panitia penyelenggara pastikan JAS 2016 tetap berjalan.
VIVA.co.id
26 Maret 2016
Baca Juga :