6.000 Lontong Cap Go Meh Pungkasi Perayaan Imlek
Kamis, 5 Maret 2015 - 16:25 WIB
Sumber :
- VIVA.co.id/Dyah Ayu Pitaloka (Malang)
VIVA.co.id
- Perayaan Cap Go Meh di Klenteng Eng An Kiong, Kota Malang, berlangsung dengan festival lontong Cap Go Meh yang disediakan untuk semua pengunjung klenteng, Kamis 5 Maret 2015. Setidaknya sekitar 6.000 lontong disiapkan untuk 6.000 porsi lontong Cap Go Meh sejak pukul 08.00 WIB hingga lontong habis.
Perayaan Cap Go Meh dilakukan untuk mengakhiri rangkaian kegiatan tahun baru Imlek, pertanda musim tanam di awal tahun mulai bisa dilangsungkan.
"Ini untuk memperingati musim tanam pertama, karena Imlek itu kan musim semi," kata Anton Tryono, rohaniwan Kong Hu Cu di Klenteng Eng An Kiong.
Dalam perayaan Cap Go Meh, klenteng menyediakan lontong sayur, makanan khas akulturasi budaya Tionghoa dan Indonesia. Lontong sayur Cap Go Meh sepintas tak berbeda dengan ketupat sayur pada saat hari raya Idul Fitri.
Bedanya, pada lontong sayur yang digunakan bukan ketupat, tetapi lontong. "Kalau lontong ini dikancing di dua sisi. Filosofinya, pemasukan dan pengeluaran kami tahun ini bisa penuh berisi dan tidak bocor di bawah," katanya.
Lontong Cap Go Meh dihidangkan dengan sayur kuah santan dengan lauk telur ayam, rebung atau tunas bambu muda, dan potongan ayam. Penggunaan rebung lantaran tunas bambu itu selalu tumbuh di musim semi.
"Rebungnya habis 400 kilogram, ayamnya habis 600 ekor, telur ayamnya sekitar 3.500 butir. Rebung malah dapatnya mudah karena sekarang sedang musim," kata Tina, panitia di dapur klenteng.
Siapa pun yang bertamu ke klenteng hari ini, dipersilakan untuk menyantap lontong Cap Go Meh sesuka hati, tak peduli apa pun agama, kepercayaan atau suku dan rasnya. Sayur dan kuah, serta semua makanan dalam lontong sayur Cap Go Meh dimasak dengan cara halal, lantaran banyak warga muslim yang juga datang ke klenteng saat perayaan itu.
Selain menyantap hidangan lontong, pengunjung juga banyak yang berupaya mengintip masa depan dengan mengocok jam si. Ramalan serupa horoskop itu mudah dilakukan siapa pun yang datang ke klenteng.
Di tahun baru, umat Kong Hu Cu lazim melakukan jam si pada malam pergantian tahun. "Kalau mau jam si syaratnya satu, niatnya harus sudah dimulai dari rumah. Karena, ramalan ini tidak akan manjur jika tidak disertai dengan iman," imbuh Anton Tryono. (art)
![vivamore="
Baca Juga
:"]
[/vivamore]
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Selain menyantap hidangan lontong, pengunjung juga banyak yang berupaya mengintip masa depan dengan mengocok jam si. Ramalan serupa horoskop itu mudah dilakukan siapa pun yang datang ke klenteng.