FOTO: Asyiknya Bermain di Kafe Kucing

Cutie Cats Cafe
Sumber :
  • VIVA.co.id/Tasya Paramitha

VIVA.co.id - Bagi Anda para cats lovers atau pencinta kucing boleh bersenang hati. Sebab, kini telah hadir kafe kucing terintegrasi pertama di Indonesia. 

Dinamakan Cutie Cats Cafe, kafe yang berlokasi di kawasan Kemang ini, bisa menjadi sarana bagi para pencinta kucing di Indonesia untuk bermain dan berelaksasi bersama kucing. Sekaligus mempelajari tingkah laku belasan hewan lucu yang berasal dari beragam ras tersebut.

Di sini Anda dapat bermain dengan 15 ekor kucing lucu yang terdiri dari berbagai ras mulai dari kucing lokal, Maine Coon, Persia, Bengals, Eksotik, Himalayan hingga Scottish Fold.

"Semuanya adalah kucing saya. Ada yang saya adopsi, ada juga yang saya bantu kelahirannya," ujar Lia Kurtz, founder Cutie Cats Cafe yang ditemui di acara grand launching kafe kucing tersebut di bilangan Kemang, Jakarta Selatan, Kamis, 26 Februari 2015.

Lia yang juga seorang cat lovers itu memelihara total 31 ekor kucing. Sebanyak 15 di antaranya yang dibawa ke kafenya telah ia seleksi. Wanita yang sebelumnya berkarier sebagai marketing manager selama 13 tahun itu mengatakan bahwa ia sengaja memilih kucing-kucing peliharaannya yang memang bisa bersosialisasi dengan banyak orang untuk dipelihara di dalam kafe.

Walaupun memiliki puluhan kucing, Lia mengaku sangat mengenal karakter semua kucing-kucingnya. Ia juga mengetahui silsilah kucing-kucingnya.

"Di sini kucing yang paling tua usianya tujuh tahun. Dia sudah dua kali di-caesar saat melahirkan. Dia memang sukanya tidur-tiduran karena sudah tua. Ada juga yang lincah sekali suka lari-lari dan lompat kesana kemari," jelasnya.

Analogi bioskop

Nah, kafe yang satu ini juga memiliki perbedaan dengan kafe-kafe kucing yang banyak terdapat di luar negeri yang menu makanannya sama seperti kafe biasa.

Di sini, yang ditonjolkan adalah aktivitas bermain dengan kucing dan program edukasi bagi cat lovers mengenai hewan peliharaan kucing, bukan menu makanannya.

"Saya menganalogikannya seperti ketika Anda ke bioskop yang juga jual makanan dan minuman. Tapi Anda ke bioskop kan untuk menonton film, bukan untuk makan," ujar Lia.

Menurut Lia, fenomena kafe kucing diawali dari dibukanya kafe pertama di Taiwan pada tahun 1998 silam. Karena begitu populer, kafe-kafe sejenis pun mulai menjamur di Jepang, Korea, Singapura hingga ke Amerika Serikat dan Eropa.

Lia mengatakan bahwa memelihara hewan di luar negeri sangat mahal. Belum lagi larangan membawa hewan peliharaan di banyak apartemen yang mana menjadi tempat tinggal masyarakt urban di luar negeri. Itu lah alasannya kemudian banyak yang membuka kafe kucing yang ditujukan untuk pencinta hewan atau orang yang menyukai kucing namun tidak bisa memeliharanya.

Meski begitu, kafe miliknya juga menyediakan beberapa menu makanan dan minuman seperti kue-kue homemade, cupcakes, softdrink, teh dan kopi yang semuanya dibuat di area kitchen yang terpisah dari play area.

Menu makanannya juga sengaja disesuaikan agar kucing tidak tertarik untuk ikut mengonsumsinya demi alasan kesehatan. Menurut Lia, karena kucing adalah karnivor, jadi idealnya makanan yang disajikan tidak mengandung daging atau ikan.

"Kami menyajikan hanya makanan manis karena kucing juga punya indera perasa dan yang paling tidak domiman adalah rasa manis," tambah Lia.

Aturan khusus

Lia sendiri telah pergi ke sejumlah kafe kucing di luar negeri untuk melihat kafe-kafe kucing berkualitas baik untuk diterapkan di kafenya di Jakarta. 

"Saya ingin kafe yang proper, dalam artian kucing-kucingnya sejahtera, pengunjung juga senang. Disebutnya cat therapy. Ternyata memang tidak mudah," ujarnya.

Meski begitu, ia mengaku berusaha semaksimal mungkin untuk mewujudkan kafe kucing yang baik dengan membangun tempat yang disesuaikan dengan perilaku kucing. Bahkan furnitur yang dipilih seperti karpet pun khusus disesuaikan dengan kebutuhan kucing-kucingnya.

"Segala yang di-build disesuaikan dengan kucing, bukan manusia, seperti rumah kucing yang disesuaikan dengan habit kucing namanya cat mojo. Memang kami sengaja tak hanya membangun ruang horizontal tapi juga vertikal karena kucing juga butuh privasi," jelasnya.

Lia yang merupakan anggota Indonesian Cats Association (ICA) juga bekerjasama dengan ICA, Groovy Vetcare dan Purina Fancy Feast yang mendukung perawatan serta kesehatan kucing-kucing miliknya.

Pengunjung juga tidak bisa sembarangan datang dan bermain dengan hewan-hewan menggemaskan ini. Ada sederet peraturan yang harus dipenuhi mulai dari dilarang membawa kucing dari luar, tidak menggunakan barang pribadi untuk bermain dengan kucing, tidak menggunakan flash saat mengambil foto kucing, tidak menarik ekor kucing, tidak mengangkat kucing secara paksa hingga tidak memberikan makanan manusia kepada kucing. Seluruh peraturan ini diberlakukan dengan alasan kesehatan dan demi mencapai visi kafe yakni kenyamanan kucing sekaligus pengunjung.

Bagi Anda yang ingin mengunjungi kafe ini, biaya masuk tiap orang per jamnya adalah Rp50 ribu saat weekdays dan Rp75 ribu saat weekend. Untuk biaya tambahan per jam sebesar Rp35 ribu. Tapi, pastikan Anda mem-bookingnya terlebih dahulu sejak jauh-jauh hari karena Lia membatasi kafe hanya bisa menampung maksimal 20 orang agar tidak terlalu ramai. 

Sebagai informasi, sejak soft launching pada tanggal 12 Februari 2015 lalu, setiap harinya sekitar 100 pengunjung yang datang untuk bermain dengan kucing-kucing di sana.

Anak di bawah 12 tahun juga diperbolehkan datang asal didampingi dengan orangtua. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, pihak kafe menyarankan bagi Anda yang menderita asma dan alergi terhadap hewan peliharaan untuk tidak berkunjung ke kafe.

Lihat foto-fotonya di tautan ini.

Baca juga:

Mengunjungi Tempat Seru Bagi Pencinta Kucing dan Es Krim


FOTO: Bermain dengan Kucing di Kis-Kis Cat Cafe

Kucing/Ilustrasi. Polisi Durham, Inggris, sedang mempertimbangkan untuk mempekerjakan kucing,

Kafe Ini Buka Lowongan Pengasuh Kucing

Gaji yang mereka tawarkan sekitar Rp140 ribu-Rp150 ribu per jam.

img_title
VIVA.co.id
3 Maret 2016