Apa Itu Bagel yang Dikonsumsi Nagita Slavina dan Dianggap Tak Halal?
- Pixabay/ Bogdan Sanfira
Jakarta, VIVA – Nagita Slavina lagi-lagi mendapat kritik keras dari pengguna media sosial. Kali ini istri dari Raffi Ahmad itu dikritik usai kedapatan manikmati bagel, makanan yang ramai disebut-sebut sebagai makanan tak halal.Â
Dalam unggahan akun TikTok @polala memperlihatkan potongan video Nagita Slavina bersama Caca Tengker, Wanda Hara dan rekannya tengah asik makan bagel di toko bagel kenamaan di Seoul, London Bagel Museum. Namun di sisi lain akun tersebut juga menyertakan screenshoot penjelasan dari toko bagel itu bahwa bagel yang dijual mereka tidak halal.
"No, it's not halal, thank you for asking. Have a great day. (Tidak halal, terima kasih telah bertanya. Semoga harimu menyenangkan)," jawab toko tersebut usai salah satu netizen mengirimkan DMÂ yang menanyakan kehalalan produk di toko itu.
Lantas apa itu Bagel yang ramai diperbincangkan netizen dan apa yang membuat roti bagel itu tidak halal? Melansir dari berbagai sumber bagel adalah jenis roti yang berbentuk lingkaran dengan lubang di tengahnya.Â
Tetapi yang membedakannya dari roti lainnya adalah tekstur dan rasanya yang unik, yang berasal dari proses persiapan khusus. Bagel pertama-tama direbus dalam air (kadang-kadang dengan sirup malt atau madu yang ditambahkan) sebelum dipanggang, menghasilkan kerak yang renyah dan berkilau yang membungkus bagian dalam yang padat dan kenyal.
Kontras dari kerak dan bagian tengah yang kenyal ini yang membuat bagel sangat enak. Selain itu, bagel yang bisa dikonsumsi bersama dengan berbagai topping seperti,  krim keju dan lox hingga selai kacang dan jeli, dan yang lainnya yang tak terbatas.
Bagel sendiri merupakan makanan khas bangsa Yahudi. Makanan ini sendiri berasal dari Polandia di abar ke-17 lalu. Bagel menjadi popularitas di antara komunitas Yahudi di Eropa Timur karena aksesibilitas dan keterjangkauannya.
Selain itu, bagel juga semakin populer ketika imigran Yahudi pergi ke Amerika Serikat, mereka membawa bagel kesayangan mereka.  Di kota-kota seperti New York, bagel segera menjadi makanan pokok bagi komunitas Yahudi dan non-Yahudi (dari Makanan Petani Eropa Timur hingga Ikon Global).