Bun Hati-hati! Ini Ciri Frozen Food yang Sudah Tak Layak Dikonsumsi

ilustrasi: Isi kulkas yang terlalu penuh
Sumber :
  • istockphoto.com

Jakarta, VIVA – Frozen food kerap menjadi pilihan para ibu yang tidak punya banyak waktu untuk memasak. Cukup dimasukkan ke dalam freezer dan bisa langsung diolah jika akan digunakan. 

Antusias Sambut Kedatangan Presiden Prabowo, Ibu-ibu KBRI Peru Siapkan Makanan Khas Indonesia

Namun hati-hati, penyimpanan frozen food yang tidak benar bisa membuat makanan beku ini menjadi rusak, sehingga tidak layak lagi dikonsumsi. Lalu, apa saja ciri-ciri frozen food yang sudah tidak layak dikonsumsi? Scroll untuk tahu lebih lanjut, yuk!

Junaedi Laudianto, National Sales Manager Bernardi Indonesia - PT Eloda Mitra menjelaskan, ciri pertama bisa dilihat dari permukaan dan bau dari frozen food-nya.

Siapa Bilang Penderita Diabetes Tak Boleh Makan Nasi Padang? Begini Triknya Menurut Ahli Gizi

“Biasanya kalo udah mulai permukaannya berlendir, kemudian baunya sudah berubah, baunya udah asem, itu sudah gak layak dikonsumsi. Paling mudah itu dari permukaannya, barang frozen yang rusak biasanya permukaannya berlendir,” ujar Junaedi saat media gathering Bernardi di event SIAL Interfood, JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, baru-baru ini.

Pria Bakar Kalori Lebih Cepat dari Wanita, Ini Nutrisi yang Wajib Dikonsumsi Setiap Hari

Lebih lanjut Junaedi pun memberikan beberapa tips cara menyimpan frozen food yang benar. 

“Kalo frozen food sebenernya sederhana, yang penting dia di keep di suhu minimum minus 18. Yang penting pada saat dia leleh jangan keluar (freezer) lama. Kalo 4 jam masih oke, abis itu segera masuk freezer,” jelasnya.

“Setelah melewati waktu itu sebenernya masih bisa dikonsumsi, tapi biasanya ada penurunan kualitas. Mungkin teksturnya menjadi lebih kering, tapi aman kalo masih dalam 1 hari,” imbuhnya.

Jika sekiranya tidak habis, Junaedi menyarankan untuk tidak dikeluarkan semua dari freezer. Cukup ambil sesuai yang dibutuhkan saja.

“Gak perlu dilelehkan semuanya, baru kembali masuk ke freezer. Jadi diambil yang butuh, sisanya tetap di keep di freezer.
Tapi kalo terpaksa harus keluar semua, sebaiknya ditaro di tempat yang kedap udara,” tukasnya.

Menurut Junaedi, pembekuan merupakan adalah salah satu metode pengawetan. 

“Produk yang di-freezer bisa dipastikan bahwa pengawetnya itu sudah sesuai dengan yang diatur. Kalo kita liat daging olahan yang berada di luar lama dan gak rusak, itu mungkin harus hati-hati. Karena kalau makanan mengandung daging kecenderungannya mudah busuk,” ungkap Junaedi.

Bicara frozen food, Bernardi, merek terkemuka di industri pengolahan daging dan bakery sejak 1980, terus berkomitmen untuk memberikan produk-produk terbaik yang mendukung kebutuhan konsumen modern di seluruh Indonesia yang semakin dinamis dan praktis. 

“Bernardi selalu menghadirkan inovasi pada setiap lini produknya. Dengan riset dan pengembangan yang intensif, produk-produk kami tidak hanya mengikuti tren pasar, tetapi juga menjadi pelopor dalam menciptakan produk baru yang diterima baik oleh masyarakat,” kata Junaedi.

Junaedi mengatakan, mengikuti event SIAL Interfood ini menjadi strategi mereka untuk terus memperkuat posisinya di pasar domestik maupun internasional. 

“Produk-produk Bernardi sangat mudah dijangkau, tersedia di berbagai toko ritel maupun platform e-commerce. Keberhasilan kami dalam memenangkan hati konsumen tidak lepas dari dukungan penuh masyarakat yang terus setia menggunakan produk-produknya,” tutup Junaedi.

Ilustrasi MPASI/parenting.

First Time Mom Pasti Relate, Influencer Ini Share Pengalaman Bedain MPASI Anak Pertama dan Kedua

Makanan Pendamping ASI (MPASI) adalah tahapan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan bayi yang dimulai ketika usia mereka mencapai 6 bulan.

img_title
VIVA.co.id
15 November 2024