Sosok Anak Milenial di Balik Suksesnya Sport Bar Stark Taproom
- Istimewa
VIVA Lifestyle – Mencari tempat hang out di Jakarta bukan lah hal yang sulit. Tapi kalau kamu mencari tempat nongkrong yang beda, mungkin yang satu ini bisa jadi pilihan. Berlokasi di lantai 1 Elysee Lot 21 SCBD, Stark Taproom menyajikan craft beer, menu fusion Hong Kong, sport hingga music entertainment.
Menurut Marketing Manager Stark Taproom, Joshua Sanjaya Liang, tempat yang berdiri pada 2019 lalu ini merupakan craft beer sport bar yang beda dari bar-bar pada umumnya. Di mana mereka hanya menyajikan craft beer lokal dan impor. Total ada 20 tap beer yang sudah dikurasi untuk disajikan di sini.
Visi mereka sendiri adalah mengedukasi masyarakat Indonesia, khususnya Jakarta mengenai craft beer.
"Karena kenyataannya, craft beer di Indonesia belum sepopuler di negara-negara lain maupun negara tetangga. Misi kita menjadi rumah untuk semua craft beer, terutama local brand craft beer," ungkap pria yang akrab disapa ANG itu dalam keterangannya, Kamis, 14 September 2023.
Stark Taproom sendiri mempunyai brand craft beer sendiri, yaitu Stark Craft Beer. Brand tersebut lahir pada tahun 2010 dan membuka bar pertamanya di EX Plaza Indonesia pada 2012 lalu bernama Stark Bierhaus.
Nah, untuk makanan yang dihadirkan di Stark Taproom mengambil tema Hong Kong fusion food.Â
"Di sini enggak cuma sport doang yang kita tonjolkan, melainkan juga food and beverage kita, tempat komunitas apa pun berkumpul, tempat hang out segala kategori usia, pecinta musik, pop culture, pet friendly place, fashion, family gathering, corporate gathering dan masih banyak lagi," ujarnya.
Untuk best seller minuman di sini tentu saja bir. Joshua mengatakan bahwa tempat untuk minum bir yang pilihan tap beer-nya banyak hanya di Stark Taproom.
"Best seller produk bir kita itu Stark 1945 Pilsner dan Stark Indonesian Pale Ale. Selain craft beer, kita juga memiliki banyak pilihan cocktail, dari klasik hingga yang unik-unik," jelas pria yang juga berprofesi sebagai event dan brand manager (creativepreneur) ini.
Kemudian untuk menu makanannya, yang jadi favorit adalah Dimsum Platter (halal), yang terdiri dari berbagai macam dimsum goreng dan kukus. Selain itu, ada pula Signature Chicken Wing, MA-LA Crispy Chicken dan Quakers Pizza dengan topping bebek panggang.
Sementara main course andalan juga sangat bervariatif, mulai dari Hong Kong Baked Rice, Nasi Goreng Xo Tobiko Seafood hingga Roast Duck Hong Kong Noodles.
Tak ketinggalan dessert yang selalu menjadi pilihan para pelanggan adalah Chocolate Lava Cake dan Creme Brulee.
Pria yang hobi koleksi baju bola, action figure dan statue itu juga mengungkapkan bahwa desain interior dan arsitektur Stark Taproom adalah hasil karya Rama Budhisurya.
Ide desain interiornya sendiri berangkat dari keinginan memberikan rasa brewery Stark Craft Beer pada venue ini. Itulah mengapa feel-nya sangat industrial.
"Kita juga mau meng-educate atau memperkenalkan para customer, proses pembuatan Stark Craft Beer yang notabene adalah pioneer craft beer di Indonesia. Maka dari itu, di bagian indoor sebelah kanan ada mural tentang proses pembuatan craft beer dari gandum hingga menjadi bir," kata Joshua.
Beragam acara juga pernah digelar di sini. Mulai dari yang reguler seperti nonton bareng segala cabang olahraga, live music, kemudian live DJ, fashion show, mini concert, stand up comedy, lomba E-Games, kompetisi Muay Thai, turnamen beer pong hingga SCBD Street Market. Belum lagi deretan acara komunitas Tamiya, baju bola, vintage shirts, kelas melukis sampai karaoke night.
Joshua sendiri yang merupakan Sarjana Hukum dari Universitas Pelita Harapan (UPH) ini sempat magang di firma hukum, namun memutuskan untuk tinggal di Bali untuk belajar banyak hal, karena menurutnya di sana ada banyak orang dari seluruh penjuru dunia.
Ia bergabung dengan Stark Taproom sebagai Marketing Manager pada 2022 sepulang berkelana dari Bali. Pria yang merupakan pecinta segala jenis olahraga dan fanatik terhadap sepakbola ini juga mengaku sebagai penikmat bir dari berbagai negara.
Keputusan Stark Taproom hanya menjual Craft Beer dan tidak akan menjual komersial bir juga merupakan ide Joshua, yang ia sebut jelas memperlihatkan dan memperkuat identitas Stark Taproom.
Bekerja di sana juga membuatnya mempelajari lebih dalam lagi tentang craft beer, dan output-nya ia menuliskan buku tentang semua craft beer yang tersedia di Stark Taproom. Menurutnya, buku ini semacam crafbeerpedia, karena ia menulis detail tentang tiap produk craft beer yang ada di Stark Taproom.
"Maksud saya menuliskan buku ini adalah untuk para tamu yang ingin tahu lebih craft beer yang mereka minum terbuat dari apa saja dan berasal dari mana, cara pembuatannya, menimbulkan after taste seperti apa, kadar alkoholnya dan lainnya," tutup Joshua.