Biasa Dikonsumsi Para Raja, Kenalkan 3 Kuliner Khas Puro Mangkunegaran
- Dok. VIVA/Dedi
Solo – Puro Mangkunegaran adalah sebuah kompleks bangunan dan tempat-tempat bersejarah yang terkait dengan Kesultanan Mangkunegaran di Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia. Kesultanan Mangkunegaran adalah salah satu dari dua kesultanan yang masih ada di Jawa.
Puro Mangkunegaran terdiri dari berbagai bangunan dan fasilitas yang memiliki nilai sejarah, budaya, dan arsitektur yang penting. Pura Mangkunegaran ini adalah sebuah istana tempat Raja Mangkunegaran yang dibangun sejak tahun 1757 silam.
Dari panjangnya sejarah Puro Mangkunegaran, kita mungkin bertanya-tanya apa saja makanan yang biasa disajikan untuk para raja terdahulu di Pura Mangkunegaran. Nah, berikut adalah beberapa makanan yang biasa disuguhkan di Puro Mangkunegaran.
“Hidangan di Puro Mangkunegaran pertama adalah jenang suran yang terdiri dari sayur kare, tauge, wortel dan buncis, perkedel kentang dan telur, sayur krecek dari kulit sapi, kerupuk udang, telur ayam pindang, ikan teri goreng, bubur gurih/asin,” kata Gusti Raden Ajeng (GRAj) Ancillasura Marina Sudjiwo dalam acara Jelajah Gizi Danone di Pracima Tuin, Solo, Senin, 14 Agustus 2023.
Menariknya, makanan ini hanya disajikan setiap satu tahun sekali di bulan Suro setiap tanggal 10 Suro. Biasanya, makanan ini disuguhkan langsung untuk keluarga dan kerabat dekat Praja Mangkunegaran beserta dengan para abdi dalam.
“(Jenang suran) bermakna untuk kebaikan manusia dengan berbagi atau bersedekah untuk menjaga kerukunan dan kesetaraan dengan tidak memandang bulu dan ucapan syukur kepada Sang Pencipta,” ungkap Ancillasura Marina Sudjiwo.
Lebih lanjut, ia memaparkan makanan kedua yang sering disajikan untuk keluarga dan kerabat Praja Mangkunegaran beserta dengan para abdi dalem. Makanan tersebut bernama ketan, kolak, dan apem yang sama-sama disuguhkan setiap tanggal 10 Suro.
Kuliner terakhir yang kerap disajikan di Puro Mangkunegaran adalah tumpeng janganan yang disajikan setiap peringatan ulang tahun dan hari lahir atau weton para anggota keluarga Praja Mangkunegaran. Namun, ada beberapa perbedaan dengan tumpeng pada umumnya.
“Tumpeng ini berbentuk kerucut karena bermakna sebagai ucapan syukur kepada Sang Pencipta dan lauk-lauk di bawah tumpeng bermakna untuk berbagi kepada sesama,” jelas anak Praja Mangkunegoro IX tersebut.
“(Bahan-bahannya) terdiri dari nasi putih, sayuran seperti bumbu kelapa muda, rempah-rempah, tauge, daun lembayung, daun kenikir, kacang panjang, kangkung, ketimun, kemangi, bothok dari kelapa muda, mlanding, daun melinjo, ikan teri, ikan asin, telur ayam rebus, buah-buahan, dan jenang bubur,” ungkapnya.