Menyantap Sate Kambing Ora Umum di Warung Tali Roso Klaten Jawa Tengah

Warung Sate Tali Roso, Klaten, Jawa Tengah.
Sumber :
  • VIVA/Teguh Joko Sutrisno.

VIVA Kuliner – Sate kambing ora umum. Begitu kata kawan yang sudah pernah jajan di Warung Sate Tali Roso Pak Tri, Kecamatan Wedi, Klaten, Jawa Tengah. Kata ora umum, sering diucapkan oleh orang Jawa terhadap sesuatu yang beda dan punya kelebihan.

DPR Minta Kapolda Jateng Usut Kasus Perbudakan Seksual Anak di Surakarta yang Terkatung-katung Sejak 2017

Nah, sate kambing di Warung Tali Roso memang punya kelebihan dan beda dari sate kambing umumnya. VIVA yang datang langsung ke warung tersebut, langsung ikut berderet antre. Banyak yang datang ke sini karena penasaran dengan sate kambing yang viral di jagat medsos tersebut. Yuk, scroll untuk tahu gimana kelezatannya.

Begitu lihat satenya yang lagi dipanggang, langsung bikin pengantre buka HP dan merekamnya. Bagaimana tidak, ukuran satenya memang ora umum alias besar dan panjang. Tusuknya pun tidak pakai bambu tapi pakai besi stainless seukuran ruji roda. Saking besarnya, satu tusuk sate kambing di sini setara dengan sepuluh tusuk sate kambing biasa. Dan memang, seporsi sate di Warung Tali Roso didapat dari setusuk sate saja.

9,1 Juta Pemudik Diprediksi Masuk Jateng saat Libur Natal dan Tahun Baru

Saat dihidangkan, seluruh daging diluruhkan atau dilepas dari tusuk besi dan dihidangkan dalam piring bersama kol mentah, tomat, cabai  merica, dan kecap manis.

Kepala BMKG Sebut Eskalasi Cuaca Ekstrem di Jateng Menguat, Waspada Potensi Bencana!

VIVA sempat mengobrol dengan si pemanggang sate. Dalam satu panggangan besar, hanya bisa terisi sekitar sepuluh tusuk saja. Potongan dagingnya besar-besar, dan dalam satu tusuk bisa memuat 20 potongan daging besar.

"Coba saja mas ikut manggang, boleh kok. Banyak yang datang ke sini ikut nyoba manggang. Nggak bakal gosong, kan kita ikut ndampingi," kata Gunanto, peracik sate kambing Tali Roso, Sabtu 29 April 2023.

VIVA pun ikut mencoba membolak-balik sate yang terasa berat ini. Butuh waktu lebih lama untuk mematangkannya karena memang dagingnya lebih tebal dari sate biasa. Tampak pembeli dengan pakaian bagus-bagus (sepertinya habis silaturahmi Lebaran), sibuk merekam saat VIVA ikutan manggang sate.

Antrean di depan warung sama banyaknya dengan yang di dalam. Seluruh tempat duduk penuh, sehingga yang antre rela berdiri menunggu sambil tengak-tengok menyelidik, pembeli di meja mana yang hidangannya sudah hampir habis disantap, sehingga bisa segera gantian tempat duduk.

Lalu berapa banyak daging kambing yang dipakai untuk membuat hidangan sebanyak pembeli yang datang?

"Sehari tujuh ekor mas, itu hari biasa. Kalau pas libur Lebaran seperti sekarang ini bisa sepuluh ekor. Itu dibuat sate dan gule," ungkapnya.

Sate kambing dibuat dari potongan daging murni. Sedangkan gule memanfaatkan bagian jeroan, iga, kaki dan kepala, serta lemak kambing.

VIVA yang mencicipi seporsi sate merasakan tekstur daging ini cukup empuk meski ukurannya tebal. Bumbunya memakai kecap buatan Solo dan Karanganyar yang manisnya sedang. Untuk gulenya tergolong gurih dan sedikit manis khas masakan Jawa. Kikilnya empuk karena menurut peraciknya, direbus cukup lama.

VIVA sempat ngobrol dengan pembeli yang duduk di sebelah. Ia datang bersama keluarga dari Magelang karena penasaran dengan sate yang viral ini.

"Ini datang berempat, pesan sate dua porsi dan gule dua porsi. Enak juga, dan porsinya banyak. Ini kekenyangan dan sebagian yang nggak habis kita bungkus," kata Lenny, pembeli asal Magelang.

Seporsi sate kambing di Warung Tali Roso ini harganya Rp60 ribu sudah termasuk nasi. Sedangkan gule kambingnya Rp50 ribu. Yuk gas lur!

Laporan: Teguh Joko Sutrisno

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya