Ditemukan Pestisida di Bubuk Cabai, Total 6 Produk Mie Sedaap Ditarik dari Pasaran Singapura
- Freepik/dashu83
VIVA Kuliner – Bertambah lagi produk mie instan Mie Sedaap ditarik setelah pestisida ditemukan dalam bubuk cabai. Kini total, sebanyak enam produk dengan merek mie instan Mie Sedaap telah ditarik dari peredaran.
Badan Pangan Singapura (SFA) pada Selasa 11 Oktober 2022 memperpanjang penarikan mi instan dari Indonesia ini untuk ketiga kalinya dalam seminggu dengan memasukkan dua produk dalam daftar setelah mendeteksi pestisida dalam bubuk cabai. Yuk scroll ke bawah untuk mengetahui info selengkapnya!
"Melalui pengujian peraturan kami, SFA telah mengidentifikasi bubuk cabai terkontaminasi dengan etilen oksida," katanya dalam rilis media yang diperbarui, dikutip dari laman Channel News Asia.
SFA telah mengarahkan Indostop Singapura untuk menarik kembali mie instan Mie Sedaap Kari Spesial dan mie instan instan Korean Spicy Chicken. SFA menambahkan bahwa penarikan tersebut sedang berlangsung.
Penarikan terbaru tersebut terjadi pada mi instan cup Mie Sedaap Kari Spesial dengan masa kadaluwarsa 27 Maret 2023, dan mi instan cup Mie Sedaap Korean Spicy Chicken dengan masa kadaluwarsa 24 April 2023.
Sebanyak enam produk dengan merek mi instan Mie Sedaap telah ditarik kembali, setelah sebelumnya empat produk lainnya ditarik kembali pada tanggal 6 Oktober dan 8 Oktober.
"Pabrikan, PT Wings Surya, bekerja sama dengan importir untuk menarik produk mie instan Mie Sedaap dengan bubuk cabai dari pasar ritel, dan juga akan memformulasi ulang produk mereka untuk memperbaiki penyebab kontaminasi etilen oksida," kata SFA
Ini berarti bahwa hanya kiriman yang lulus uji laboratorium yang akan diizinkan untuk dijual, tambahnya. Konsumen yang telah membeli produk yang terlibat disarankan untuk tidak mengkonsumsinya.
Mereka yang telah mengkonsumsi produk yang terlibat dan memiliki kekhawatiran tentang kesehatan mereka harus mencari nasihat medis, kata badan tersebut. Konsumen dapat menghubungi titik pembelian mereka untuk pertanyaan.
Tanggapan Mie Sedaap
Mengenai ramainya isu terkait Mie Sedaap, lewat rilis yang diterima VIVA, pihak dari Mie Sedaap mengungkapkan bahwa pihaknya selama ini selalu peduli kualitas dan keamanan pangan. Head of Corporate Communications & CSR WINGS Group Indonesia, Sheila Kansil menjelaskan lebih jauh mengenai isu yang beredar tentang Mie Sedaap.
"Kami memahami bahwa banyak informasi beredar mengenai Mie Sedaap yang ditahan di beberapa negara atas kandungan etilenoksida," terangnya.
Sheila juga menjelaskan, merek-merek mie instan dan kategori makanan lainnya (sayuran, buah-buahan, rempah-rempah, dan lain sebagainya) yang diproduksi oleh berbagai perusahaan yang berpusat di Jepang, Korea Selatan, Cina, India dan Filipina juga mengalami kejadian ini.
"Negara yang melakukan pemeriksaan tidak hanya Taiwan, tetapi juga beberapa negara lainnya. Kami ingin menyampaikan bahwa penggunaan etilen oksida adalah hal umum di industri agrikultursebagai zat sterilizer atau anti mikroba pada rempah-rempah dan biji-bijian yang masih digunakanhingga saat ini di Amerika Serikat, Kanada, dan berbagai negara lainnya."
Namun demikian, lanjutnya, Mie Sedaap memastikan tidak menggunakan etilen oksida di seluruh lini produksi. Mie Sedaap telah memenuhi standar keamanan pangan sehingga aman untuk dikonsumsi.
"Keamanan pangan dan keselamatan konsumen adalah prioritas utama kami. Yakinlah bahwa kami akan selalu memberikan yang terbaik bagi masyarakat."
"Kami selalu berupaya menjaga kualitas produk Mie Sedaap dan untuk menjaga kepercayaan konsumen, kami sedang melakukan investigasi lebih lanjut dengan otoritas dalam negeri maupun negara-negara yang bersangkutan."
Mie Sedaap selalu tunduk pada standar keamanan pangan yang berlaku, di antaranya:
a. Izin Badan Pengawas Obat & Makanan Republik Indonesia
b. Sertifikat Halal (MUI)
c. Sertifikasi ISO 22000 mengenai Standar Internasional Manajemen Keamanan Pangan
d. Sertifikasi ISO 9001 mengenai Standar Internasional Sistem Manajemen Mutu
"Semoga informasi ini dapat menjawab isu yang bergulir di kalangan masyarakat."