Mantapnya Tahu Gimbal Legendaris Haji Edy Semarang, Udangnya Tebal
- VIVA.co.id/Teguh Joko Sutrisno
VIVA Lifestye – Tahu gimbal merupakan salah satu kuliner khas yang populer di Kota Semarang. Kalau di Jakarta ketemu ketoprak, di Bandung ketemu karedok, atau di Surabaya ketemu rujak cingur, nah di Semarang ya tahu gimbal itu.
Sesuai namanya, tahu gimbal itu lauk utamanya tahu dan gimbal. Kalau penasaran dengan gimbal, itu adalah semacam bakwan tanpa sayur tapi digoreng melebar. Terbuat dari tepung terigu, berbumbu bawang dan di bagian tengahnya diberi beberapa udang besar dan tebal, lalu digoreng sampai garing.
Selain tahu dan gimbal, dalam seporsi kuliner ini juga ada lontong, telur ceplok, taoge dan orisan kol. Lalu diguyur dengan saus kacang petis.
Saus ini punya rasa dan aroma yang khas. Itu karena campuran petis hitam yang berasa udang. Citarasa petis ini sangat kuat dengan perpaduan kacang, gula merah, bawang, dan pedasnya cabai rawit. Sepintas mirip saus ketoprak atau siomay. Tapi ini lebih cair karena disiram juga dengan air asam Jawa.
Saus dibuat dengan menggerusnya di cobek besar. Tingkat kepedasannya menyesuaikan selera. Bumbu dibuat dengan mengumpulkan dulu cabai, bawang, garam, dan setengah sendok petis udang. Semuanya digerus halus, lalu dimasukkan kacang tanah goreng dan ditumbuk sampai halus. Kemudian diberi gula merah secukupnya. Setelah itu disiram dengan air asam. Setelah semua tercampur diberi tambahan sedikit kecap. Saus pun sudah jadi.
Selanjutnya, tahu berukuran agak besar digoreng. Juga telur ceplok dan gimbal. Setelah matang semuanya dipotong dan dimasukkan ke dalam piring. Lalu diberi irisan kol, taoge, seledri, dan bawang goreng. Setelah itu diguyur dengan saus kacang petis tadi. Tahu gimbal kini siap disantap.
Tempat yang paling banyak orang jualan tahu gimbal itu ada di sekitar Taman Indonesia Kaya, depan SMA Negeri 1 Semarang, atau samping Kantor Gubernur Jateng. Di situ berderet kedai tahu gimbal dengan bermacam nama. Yang cukup populer adalah tahu gimbal Pak Haji Edy.
"Saya sudah jualan di sini sejak tempat ini bernama Taman Menteri Supeno. Jadi ya, kira-kira sudah lebih duapuluh tahun lah. Dulu hanya ada satu dua pedagang saja. Kini sejak area tepi taman ini dikembangkan menjadi kawasan kuliner, sekarang banyak pedagang baru," jelas Pak Edy yang bisa naik haji dari hasil berjualan tahu gimbal tersebut.
Tampilan kedai berupa gerobak besar yang tertutup kaca. Di balik kaca itulah terpampang gimbal dengan udangnya yang gemuk-gemuk dan pastinya menggugah selera.
"Kalau saya memang sukanya yang nggak nanggung ya. Sekalian yang spesial, dan kebetulan makan saya banyak hehehehe....., dan yang jelas gimbal udangnya di sini besar dan saat diguyur saus petis itu pas. Sepertinya kalau satu kurang. Makanya saya suka nambah itu gimbalnya," kata Dimas, penggemar tahu gimbal yang berperawakan bongsor.
Seporsi tahu gimbal di tiap pedagang berbeda-beda menyesuaikan porsinya. Ada pedagang yang membuat dengan porsi biasa, ada juga yang membuat porsi spesial dengan gimbal yang berisi udang besar-besar. Umumnya berkisar antara Rp25.000 hingga Rp30.000 ribu rupiah.
Penulis:Â Teguh Joko Sutrisno