Tren Kopi Berubah Setelah Pandemi, Ini yang Lagi Digemari

Ilustrasi es kopi susu.
Sumber :
  • Freepik/valeria_aksakova

VIVA – Meski zaman berubah, penikmat kopi tetap setia menyesap kafein. Bedanya mungkin hanya pada rasa atau tampilannya. Jika bosan dengan rasa yang itu-itu saja, biasanya penikmat kopi akan berpaling ke jenis atau rasa kopi yang lain. 

Begitu pun setelah pandemi, di mana tren kopi juga mengalami perubahan, baik dari segi rasa, jenis atau pun kemasan. Hal itu turut diungkapkan oleh Barista sekaligus Brand Ambassador Victoria Arduino Indonesia, Mikael Jasin. 

"Sebenernya tren ada beberapa, ada tren rasa ada tren jenis. Sama juga ada tren dari segi seberapa bagus kemasannya. Kalau dari rasa secara tren masih ke rasa kearifan lokal, klepon, pandan, atau mungkin minuman yang agak menyerupai jamu-jamu," ujarnya saat peluncuran mesin kopi Black Eagle Maverick dan Grinder New Mythos, yang digelar Toffin Indonesia, di kawasan Jakarta Pusat, Jumat 20 Mei 2022.

Mikael lebih lanjut menjelaskan, inovasi-inovasi kopi tersebut dibuat agar tak melulu hanya kopi, melainkan ada campurannya. Lalu, bagaimana dengan jenis kopinya, apakah ada perubahan?

Ilustrasi kopi.

Photo :
  • Pexels/rawpixel.com

"Kalau secara jenis mungkin lebih kaya kalau dulu sebelum pandemi minumannya kecil-kecil pakai gelas aja, begitu pandemi jualannya 1 liter botol. Setelah pandemi orang-orangnya behavior-nya udah berubah, si customer ini secara perilaku berubah," kata dia. 

"Mungkin dia udah gak mau balik lagi, udah biasa ngopi di rumah, ya udah pesen aja 1 liter, tapi begitu dia harus keluar tetep pesen yang kecil juga. Jadi, trennya udah gak balik ke dulu, tapi adaptasi setelah COVID-19," sambungnya. 

Sementara untuk inovasi kopi, Mikael mengatakan, sekarang yang sedang tren dan cukup digemari adalah mocktail coffee

"Inovasi baru kopi yang belakangan lagi lumayan ngetren itu lebih ke minuman-minuman berbasis kopi yang bilangnya mocktail lah. Jadi tanpa alkohol tapi bentuknya bagus, terus secara campuran, dicampur buah-buahan, sirup, powder, dan lain-lain," ungkapnya. 

Jumlah Pengangguran di Indonesia Turun Jadi 7,47 Juta Orang Per Agustus 2024

Coffee mocktail.

Photo :
  • Instagram @muhammadaga.

Menurut Mikael, tren tersebut terinspirasi dari orang-orang Barat yang gemar menikmati cocktail. Namun, karena orang Indonesia tak banyak yang mengonsumsi alkohol, sehingga minuman tersebut dimodifikasi sedemikian rupa agar tetap cantik namun tanpa penambahan alkohol. Kemudian, terciptalah kopi mocktail.

Saatnya Industri Kopi Indonesia Berpikir Hijau

"Mungkin karena orang liat di luar negeri banyak cocktail bentuknya lucu-lucu, tapi di sini kan gak banyak yang minum alkohol. Jadi mereka mau dapet sensasi yang sama kalau di post bagus di sosial media, tapi tanpa alkohol. Itu yang lagi lumayan banyak digemarin orang," papar jawara Indonesia Barista Championship 2019-2020 itu. 

Soal peluncuran mesin kopi Black Eagle Maverick dan Grinder New Mythos sendiri, Mikael Jasin menjelaskan, keduanya menawarkan fitur terbaru dari generasi sebelumnya yang dapat mempermudah kerja barista, sehingga sangat user friendly

Dukung Pelaku Industri Kopi Lokal, Bank Mandiri Kembali Gelar Jakarta Coffee Week 2024

"Mesin ini juga mengedepankan teknologi yang ramah lingkungan sekaligus semakin presisi untuk menciptakan segelas kopi. Kedua mesin ini cocok untuk coffee specialty atau business owner yang concern dengan kualitas rasa," jelas Mikael Jasin. 

Ilustrasi Kopi

Tradisi dan Identitas, Kopi sebagai Warisan Budaya Indonesia

Perjalanan kopi di Indonesia dimulai pada abad ke-17 ketika Belanda membawa bibit kopi Arabika dari Yaman ke Nusantara

img_title
VIVA.co.id
19 November 2024