Kembang Goyang, Kue Tradisional Pelepas Rindu Saat Pulang Kampung

kembang goyang
Sumber :
  • VIVA/ Teguh Joko Sutrisno/ Semarang

VIVA – Kembang goyang adalah makanan tradisional khas untuk hidangan tamu dan camilan. Di hari Lebaran, kue ini pun banyak diburu terutama di kampung-kampung dan pedesaan. Juga pesanan dari toko oleh-oleh untuk dijual saat liburan Lebaran.

Ramadhan Jadi Berkah untuk Produsen HP China

Bagi mereka yang mudik, kembang goyang jadi hidangan pelepas rindu akan kampung halaman.

Disebut kembang goyang karena bentuknya seperti kembang atau bunga mekar dan membuatnya dengan cara digoyang-goyang. Ada juga yang menyebutnya dengan roda dokar karena bentuknya yang memang mirip dengan roda dokar atau delman.

Hasil Kolaborasi Kemenag, KPI dan MUI Hasilkan Pemenang Anugerah Syiar Ramadan 2024

Salah satu pembuat kembang goyang ini adalah Pak Salim, warga Kampung Karangbolo Ungaran Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Setiap hari ia membuat kembang goyang untuk melayani pesanan dari berbagai daerah. Dan pada masa satu bulan menjelang libur Lebaran, pesanannya bertambah banyak. Naik hingga berkali-kali lipat dibanding hari biasa.

kembang goyang

Photo :
  • VIVA/ Teguh Joko Sutrisno/ Semarang
Bakrie Amanah Himpun Dana Rp 6,5 Miliar pada Ramadhan 2024 

"Begitu masuk bulan Ramadhan sudah banyak yang pesan. Ada yang dipakai untuk takjil dan untuk pesanan saat Lebaran. Terutama dri pondok-pondok.pesantren, serta dari pedesaan karena kue tradisional ini masih disukai," kata Pak Salim.

Kembang goyang terbuat dari adonan berbahan tepung beras, tepung hunkwe, gula, perasa, dan telur, garam, air, perasa, dan minyak goreng.

Semua bahan dicampur dan diaduk. Tingkat kekentalannya harus pas, karena akan menentukan bisa tidaknya adonan ini menempel pada besi cetakan, juga akan seperti apa tingkat ketebalan dan kerenyahan kue ini.

Adonan dicetak dengan cara khusus dan unik. Yaitu cetakan besi yang diberi tangkai kayu. bentuknya bundar dengan desain seperti kelopak bunga. Cetakan ini lebih dulu direndam dalam minyak goreng panas. Inilah kuncinya. Perajin dengan pengalamannya bisa mengukur tingkat kepanasan minyak. Karena jika kurang panas atau terlalu panas, adonan tidak mau nempel.

Cetakan yang panas dan berminyak, dicelup pada permukaan adonan, lalu diangkat dan ganti dicelupkan pada minyak goreng panas, digoyang-goyangkan lalu dilepas sampai matang.

Kue kembang goyang berasa gurih sedikit manis. Teksturnya renyah seperti kerupuk atau rempeyek.

Di Kampung Karangbolo Ungaran, Kembang goyang dijual dalam kemasan plastik isi 10 ada isi 20. Harganya anatra 10 ribu hingga 20 ribu rupiah per kemasan.

Laporan: Teguh Joko Sutrisno/ Semarang

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya