Nikmatnya Buka Puasa Pakai Sate Telor Muda Khas Semarang
- VIVA/Teguh Joko Sutrisno (Semarang)
VIVA – Deretan kedai kuliner di Jalan Gajah Mada Semarang ini memang beda. Ada belasan kedai yang berdekatan sepanjang trotoar yang semuanya berjualan sate ayam. Dan bukan sembarang sate ayam karena selain menyajikan menu sate daging ayam biasa, di sini ada menu khusus yang namanya sate uritan. Yaitu, telor muda plus bagian dari organ bertelur ayam betina.
Tampilan sate uritan sangat menggoda. Ditata sedemikian rupa di angkringan yang dipikul. Warnanya mencolok kuning tua yang ditusuk bersama ati dan ampela ayam.
"Kalau dibakar, telur mudanya merekah. Dicocol pakai sambal kacang dan kecap rasanya yahud," kata Irawan, warga Semarang yang langganan sate telur muda.
Sate uritan ini sebelum dipanggang mesti direbus dulu bagian-bagian yang akan dibuat sate. Setelah empuk baru dibuat rangkaian sate seperti biasanya.
Menurut salah satu pedagang sate, kawasan kuliner sate ini sudah ada sejak tahun 1950-an.
"Awalnya ada pedagang keliling. Lalu ngetem di sini dan laku. Karena ramai dan banyak yang antre, kemudian ada penjual lain yang ikut buka di sini. Ya terus sampai sekarang," kata Hasan Putra, pedagang sate.
Sate uritan dibumbui saus kacang dan kecap. Kalau sudah merekah saat dipanggang, lalu dicelup ke bumbu lagi sampai sausnya meresap ke dalam rekahan telur muda.
"Kita nggak jual porsian ya. Tapi jualnya per tusuk untuk sate uritan. Satunya lima ribu. Bisa pakai lontong atau nasi, bisa juga langsung digado," jelas Hasan sambil terus ngipiti atau mengipasi bara arang.
Bagi penikmatnya, sate uritan ini memang rasanya beda. Ada gurih dan manis yang tercampur jadi satu.
"Dan aroma mas. Kita tadi masih nunggu buka puasa sudah mencium-cium aromanya yang bikin lapar. Harumnya beda sama sate ayam biasa. Telur muda ini kalau sudah mlekok (merekah) begini, wah.... begitu di-gesut di mulut nikmatnya bukan main," kata Irawan lagi.
Deretan warung sate ini buka dari jam lima sore. Jadi sangat pas jamnya jika ingin berbuka puasa sini. Tunggu sebentar saja, hidangan sudah tersaji dan disantap sambil lesehan.
Laporan: Teguh Joko Sutrisno (Semarang)