Mudik ke Semarang, Yuk Cobain Kuliner Sate Sapi Kempleng
- VIVA/Teguh Joko Sutrisno
VIVA – Sate sapi Pak Kempleng termasuk legendaris. Karena sudah jualan selama lebih dari setengah abad di tempat yang sama. Lokasinya di sepanjang Jalan Diponegoro Ungaran, Kabupaten Semarang. Ada paling tidak empat warung sate yang dikelola bersaudara.
Kelebihan sate sapi kempleng salah satunya adalah tekstur daging sapinya yang empuk. Ukurannya juga besar, beda dengan sate sapi kebanyakan yang tipis dan kecil.Â
"Kita pakainya daging sapi bagian lulur atau has dalam. Itu bagian yang juga sering dipakai untuk steak. Jadi empuk tapi tetap kenyal," kata Nursalim, generasi ke 4 yang sekarang mengelola salah satu warung sate Pak Kempleng.
Ada beberapa macam menu sate di sini. Yaitu sate sapi daging murni, dan sate sapi campur yang berisi sate daging, sate babat usus, sate ati serta sate kapur atau bagian payudara sapi.
Masing-masing ada penggemarnya. Tapi tetaplah sate sapi daging murni yang paling banyak dibeli. Karena ini lebih umum dan minim pantangan bagi penyantapnya.
Rasa khas sate sapi Kempleng ada pada bumbu rempah yang cenderung agak manis. Penikmatnya bahkan menyebut rasa sate ini mirip dendeng tapi empuk dan tebal.
"Manisnya gimana ya? Gak banget lah, tapi ada campuran gurih, ada taste rempah tapi soft. Terus pakai bumbu kacang tapi tidak berminyak seperti bumbu sate ayam," kata Aditya, penggemar sate asal Semarang.
Penikmat yang lain menimpali. Menurutnya, sate sapinya dipanggang tapi tidak sampai gosong. Sehingga rasa murni dagingnya sangat terasa.
"Ini lebih mulus ya hasil panggangannya. Terus lalapan bawang merahnya itu irisannya tebal-tebal. Sambal kacangnya juga pas untuk lontong maupun nasi. Satu lagi, sate kapurnya saya suka. Katanya dari payudara sapi ya? Waktu digesut di mulut itu meleleh, sampai konyos-konyos," ungkap Dimas, penikmat sate Kempleng.
Libur lebaran menjadi momen yang ditunggu. Menurut penjual sate Kempleng, Nursalim, setiap momen tersebut ia bisa menghabiskan lebih dari satu kuintal daging sapi, belum termasuk jeroan.
"Iya, bisa 140 kilo daging waktu libur lebaran sebelum pandemi. Tapi memang dua kali lebaran kemarin agak menurun ya karena pandemi. Untuk lebaran yang sekarang saya optimis lah karena kan sudah boleh pada mudik, nggak ada pembatasan. Yang penting prokes ya tetap kita terapkan," jelasnya.
Seporsi sate kempleng saat ini harganya 75 ribu rupiah berisi sepuluh tusuk sate besar-besar. Itu sudah termasuk sambal kacang dan lalapan cabe rawit bawang merah.
Laporan: Teguh Joko Sutrisno