Nasi Jaha, Makanan Khas Ternate untuk Berbuka Puasa
- VIVA.co.id-IVan Gusti
VIVA – Nasi jaha merupakan makanan khas timur indonesia. Di Ternate, Maluku Utara makanan ini banyak diminati masyarakat saat berbuka puasa. Sama halnya nasi jaha dari Manado Sulawesi Utara, Lemang  Sumatera Barat maupun Inuyu Makassar. Nasi jaha dibuat dengan cara dibakar menggunakan bambu.
Nasi jaha di ternate disediakan hampir di seluruh lapak jajanan kuliner selama bulan suci ramadan. Produksinya pun alami peningkatan ketika momen hari raya Idul Fitri.Â
Pada hari biasanya, untuk satu potongan nasi jaha dihargai Rp2.000 , namun saat ramadan dijual tumpukan yang terdiri dari lima nasi dengan harga Rp10.000.
Paduan antara beras biasa dan beras ketan membuat rasa dan tektur nasi jaha pas di lidah. Biasanya warga mengkonsumsi nasi jaha dengan tambahan lauk ikan bakar saus dan minuman teh hangat.Â
Makanan ini tergolong makan berat dan direkomendasikan sebagai makanan kedua setelah mengkonsumsi takjil manis saat berbuka puasa.
Olahan Nasi Jaha :
Pembuatan nasi jaha dilakukan sederhana dimana bahan yang disediakan diantaranya :Â
1. Bambu bambu berjenis (Schizostachyum) per ruas
2. Beras biasa dan beras ketan 1 Kg
3. Daun pisang muda 1 lembar
4. Santan KelapaÂ
5. Garam
Cara PembuatanÂ
Yang pertama harus dilakukan adalah rendam campuran beras biasa dan ketan ke dalam santan kelapa dengan tambahan potongan pandan untuk menciptakan aroma wangi dan dibiarkan selama satu malam agar santan kelapa meresap kedalam beras.Â
Selanjutnya masukan paduan beras biasa dan ketan yang direndam ke dalam satu ruas bambu yang didalamnya dibalut daun pisang muda hingga mencapai rongga mulut bambu. Kemudian dituangkan air santan kelapa yang telah dicampuri garam kedalam bambu untuk mempercepat proses pemasakan.Â
Selanjutnya atur pembakaran nasi jaha dengan membuat tungku panjang  fungsinya untuk menjejerkan bambu-bambu nasi jaha yang akan dibakar. Posisi bambu sedikit dimiringkan ke hapan bara api. Api pembakaran nasi jaha harus konstan.
Pembakaran bambu nasi jaha kurang lebih 1 jam dan harus dibolak-balik agar mencegah gosong. Nasi jaha dikatakan matang ketika warnah bambu yang dibakar sudah berwarna kuning disertai mulut bambu tidak lagi mengeluarkan uap.
Angkat bambu nasi jaha dan biarkan dingin,bila sudah langkah selanjutnya adalah membelah bambu secara hati-hati dan mengeluarkan nasi jaha dengan balutan daun pisang ke tempat datar dan potong balutan sesuai ukuran.
Beberapa tahun belakangan jenis nasi jaha di Maluku Utara sudah alami perubahan, ada yang masih mempertahankan jenis klasiknya , namun ada juga yang menggantikan dengan bahan dasar jagung, hingga beras merah.
Penulis: Ivan Gusti / VIVA.co.idÂ