Sensasi Ngopi Saat Ramadan, Ada Rasa Rindu Bagi Pecinta Kopi Lokal

Ilustrasi secangkir kopi.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Tasikmalaya, Jawa Barat- Kebiasaan minum kopi bagi pecinta kopi tidak mengenal waktu, termasuk di saat bulan suci ramadhan. Meski hanya bisa menikmati kopi selepas buka puasa, hal ini  menjadi sensasi berbeda bagi para pecinta kopi, terutama pecinta kopi lokal. Salah satu kopi yang dicari warga di saat bulan puasa, adalah kopi lokal djangihe, yang langsung dipetik dari kebunnya, di Desa Pamoyanan, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya.

Sensasi Minum Kopi Unik Serasa Nongkrong di Bar

Salah seorang pecinta kopi, warga setempat, Engkus yang rutin membeli kopi djangihe mengaku, ada kerinduan dan rasa kangen  tersendiri, saat minum kopi di bulan  ramadan. biasanya ia selalu ngopi dari mulai bangun tidur  hingga malam yang dikonsumsi antara empat hingga lima kali. Namun,  kini di bulan ramadan terpaksa hanya ia lakukan pada malam hari saja.

“Bedanya, kalo hari biasa ngopi dari pagi sampai sore. Bahkan, saya ngopi sampai empat gelas. Tapi kalau bulan puasa kita ngopi hanya malam hari saja, kadang sama waktu sahur. Ada rasa kangennya ada jeda waktu yang sekian jam, menimbulkan rasa kangen kita ke kopi,” kata Engkus.

Dampak Tokopedia Coffee Fest dan Shop Tokopedia terhadap Tren Belanja Online Kopi Lokal di Indonesia

Engkus mengaku lebih memilih kopi lokal karena memiliki citarasa yang khas dari rasa aroma yang memiliki rasa  buah - buahan, yang dinikmati usai menahan rasa lapar.

“Yang kita favoritkan adalah kopi lokal yang ada di daerah Pamoyanan, Kabupaten Tasikmalaya khususnya kopi Djangihe, mempunyai ciri khas kopinya lebih ke asamnya ada terus lembutnya terasa kayak buah-buahan,” tutur Engkus.

Ramadhan Jadi Berkah untuk Produsen HP China

Sementara itu, pengelola kopi Djangihe,  Yudistirawangsa mengaku, di bulan suci ramadhan ini permintaan kopi produk miliknya mengalami peningkatan. Baik di pasar lokal, maupun dari kota - kota besar, seperti Bandung, Bogor, Bekasi dan Jakarta. bahkan permintaan dari beberapa daerah lainnya belum bisa terpenuhi.

“Ini di bulan Ramadan ini, pasar di beberapa café pun masih cukup luas masih banyak permintaan, mungkin banyaknya peminum kopi di bulan puasa. Pasokan sendiri sudah ke beberapa kota besar termasuk Jabodetabek, lokalan sudah tak terhitung,” kata Yudistirawangsa.

Kopi Djangihe, merupakan kopi lokal khas Tasikmalaya yang ditanam di beberapa tempat yang kini menjadi buruan para pecinta kopi, karena memiliki mutu  dan rasa yang berkualitas. Tingginya permintaan pasar, kini pihak pengelola tengah mengembangkan kopi djangihe di beberapa daerah, yang kini baru tertanam seluas 200 hektare yang tersebar di beberapa kecamatan di kabupaten Tasikmalaya.

Penulis: Denden Ahdani - Tasikmalaya/VIVA

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya